Unik Tapi Nyata
Ikan Paus Ditemukan Mati di Tengah Hutan Amazon, Fenomena Aneh Bingungkan Peneliti
Seekor ikan paus bungkuk ditemukan mati di tengah hutan Amazon, fenomena ini membuat para ahli kebingungan
Ikan Paus Ditemukan Mati di Tengah Hutan Amazon, Fenomena Aneh Bingungkan Peneliti
TRIBUN-BALI.COM - Ikan Paus Ditemukan Mati di Tengah Hutan Amazon, Fenomena Aneh Bingungkan Peneliti
Sebuah fenomena aneh terjadi tepatnya di tengah hutan Amazon, bahkan fenomena ini membuat para ahli kebingungan.
Mengutip dari Daily Mirror, Minggu (24/2/2019), seekor ikan paus bungkuk ditemukan mati di tengah hutan Amazon.
Padahal, habitat asli ikan ini adalah di lautan, yang letaknya sangat jauh dari lokasi di mana ikan ini ditemukan.
Ikan berbobot 10 ton ini ditemukan di semak belukar, di Pulau Marajo, Brazil, di mulut pantai Sungai Amazon.
Para Ilmuwan meyakini, mamalia ini mungkin mendarat di daerah hutan setelah laut lepas dan gelombang pasang yang melemparkannya ke daratan.
• Dua WN Australia Diadili Kasus Narkotik
• Imigrasi Ngurah Rai Izinkan Buronan Interpol 7 Triliun Tinggal di Vila, Kini Kabur Entah Kemana
Dirlene Silva, dari departemen kesehatan, sanitasi dan lingkungan (Semma) mengatakan, "Kami menemukan paus ini, karena keberadaan burung pemangsa bangkai."
"Burung ini terlihat berputar-putar di atas bangkai, yang ditemukan di tengah hutan, di antara semak-semak belukar," lanjutnya.
Kini, hewan ini sedang dalam penelitian.

Ahli biologi dari Institut Bicho D'agua telah dipanggil untuk mengumpulkan sampel forensik untuk mengetahui penyebab kematian hewan ini.
Mereka menyakini bahwa, hewan ini mati kemudian dibawa oleh gelombang besar ke lokasi yang tidak wajar.
Menurut catatan dari ahli biologi, menjelaskan bahwa, biasanya paus bungkuk melakukan perjalanan ke utara.
• KemenPAN RB Evaluasi Unit Pelayanan Publik, Bea Cukai Ngurah Rai Raih Predikat Sangat Baik
• Selama 2019 Tercatat 25 Kasus Gigitan Positif Rabies di Klungkung, Tertinggi Kecamatan Dawan
"Kami percaya, hewan ini telah pergi ke utara bersama induknya, dan mungkin tersesat atau berpisah selama siklus migrasi antar benua," jelasnya.
Para peneliti mengatakan, karena tidak ada alasan yang jelas mengapa hewan ini meninggal, hanya otopsi yang mungkin akan mengungkap kematian hewan ini.