Peringati Puputan Margarana, Warga Desa Delod Peken Tabanan Gelar Napak Tilas

Desa Delod Peken mengadakan Napak Tilas dengan melibatkan 180 warganya untuk menyusuri rute dari Delod Peken hingga ke Tamam Pujaan Bangsa Margarana

Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Widyartha Suryawan
Tribun Bali/Made Prasetia Aryawan
Peserta Napak Tilas mulai menyusuri rute menuju Taman Pujaan Bangsa Margarana, Selasa (19/11/2019). 

TRIBUN-BALI.COM, TABANAN - Ratusan warga Desa Delod Peken, Tabanan, berkumpul di Balai Banjar Sakenan Belodan, Selasa (19/11/2019) sore.

Mereka menggunakan sebuah kaos berwarna merah putih dan bertuliskan "Napak Tilas" serta terpampang foto Pahlawan I Gusti Ngurah Rai.

Beberapa dari mereka juga membawa bendera merah putih sebagai tanda semangat nasionalisme.

Kegiatan Napak Tilas  digelar serangkaian peringatan Puputan Margarana 20 November.

Napak Tilas dilaksanakan karena wilayah Desa Delod Peken sempat menjadi tempat penyimpanan senjata para penjajah.

Bahkan di Banjar Sakenan Belodan sempat ada gedung penyimpanan senjata yang saat ini sudah menjadi Kantor PLN Rayon Tabanan.

Berangkat dari itulah, pihak Desa Delod Peken pun mengadakan Napak Tilas dengan melibatkan 180 warganya untuk menyusuri rute dari Delod Peken hingga ke Tamam Pujaan Bangsa Margarana.

Jalur yang ditempuh tersebut merupakan rute yang dilakoni para pejuang saat itu sebelum terjadinya Puputan Margarana.

Kepala Badan Pemusyawaratan Desa (BPD) Delod Peken, Ida Bagus Adi Suarja mengungkapkan, Desa Delod Peken ini merupakan salah satu saksi sejarah Kemerdekaan Indonesia mengenai perjuangan perebutan senjata sebelum terjadinya Puputan Margarana.

"Sebenarnya dulu ada gudang senjata milik Belanda, tapi sekarang sudah menjadi Kantor PLN," kata Adi Suarja, Selasa (19/11).

Dia menuturkan, saat itu perebutan senjata langsung dipimpin oleh Pahlawan Debes dan Pahlawan Wagimin.

Dengan kekuatan yang penuh akhirnya senjata dapat direbut.

Karena berhasil merebut senjata itu, akhirnya Pasukan Ciung Wanara ini diincar oleh Belanda sehingga pasukan ini napak tilas menuju ke wilayah Desa Marga Dauh Puri tepatnya di Pura Dalem Ole.

Sesampainya di Pura Dalem, pasukan Ciungwanara  menggelar persembahyangngan.

Namun, ternyata keberadaan mereka sudah diendus oleh Belanda dan diserang hingga bergeser menuju wilayah yang saat ini menjadi Taman Pujaan Bangsa Margarana.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved