Terjebak Situasi Bahaya, Wanita Ini Laporkan KDRT yang Dialami Ibunya dengan Pura-pura Memesan Pizza
Seorang wanita menggunakan cara pintar untuk melapor ke polisi setelah ibunya menjadi korban KDRT
Penelepon: Uh, ya. Di apartemen (sambil mengungkapkan nama apartemennya)
Teneyck: Anda jelas menelepon nomor yang salah untuk memesan pizza
Penelepon: Tidak, tidak, Anda salah memahami
Teneyck: Saya bisa mengabaikan Anda sekarang
Setelah itu, si penelepon menemukan cara pintar untuk menjawab pertanyaan Teneyck, dan bisa menyebutkan seberapa bahaya situasi yang dialami mereka, dan bantuan apa yang mereka butuhkan. T
eneyck: Apakah pria itu masih di sana?
Penelepon: Yap, saya butuh pizza yang besar
Teneyck: Baik, bagaimana dengan layanan medis? Apakah Anda membutuhkannya?
Penelepon: Tidak, dengan pepperoni saja.
Dari mana ide pizza itu datang?
Tidak ada yang tahu bagaimana ide tersebut tercetus.
• Tunggakan Pajak Kendaraan Menurun, Samsat Karangasem Terus Dorong Masyarakat Taat Pajak
• 19.409 Unit Kendaraan di Karangasem Menunggak Pajak
Namun, skenario serupa pernah diperkenalkan oleh Asosiasi Perlindungan Perempuan Norwegia pada 2010.
Kemudian pada 2014 seorang netizen di forum daring Reddit yang mengaku sebagai operator 911 mengungkapkan dia pernah mendapat menelepon korban penyiksaan memesan pizza.
Dia menuturkan bagaimana awalnya percakapan itu "terasa bodoh, sebelum bergerak serius", dan membeberkan detail seperti yang dialami Teneyck.
Skenario itu viral dengan nama "pengumuman layanan publik", dengan satu unggahan Facebook mengklaim para operator terlatih untuk memahami kode itu.
Namun, klaim tersebut terbantahkan tahun lalu melalui Christopher Carver, Direktur Operasional Pusat Operator Asosiasi Nomor Darurat AS.