Disambut Meriah Bagaikan Bintang Rock, Paus Fransiskus Sempat Bercanda Saat Pidato di Jepang

Di sana, Paus Fransiskus berdoa di tengah guyuran hujan, meletakkan karangan bunga, dan mendengarkan kisah dari para korban.

Editor: DionDBPutra
AFP/KAZUHIRO NOGI via KOMPAS.COM
Paus Fransiskus menerima bunga dari perempuan berpakaian kimono di Bandara Haneda Tokyo, sebelum bertolak meninggalkan Jepang pada 26 November 2019 

TRIBUN-BALI.COM, TOKYO - Paus Fransiskus meninggalkan Jepang pada Selasa (26/11/2019), mengakhiri tur Asia yang berlangsung sejak pekan lalu.

Selama berada di negeri Sakura itu sejak Sabtu (23/11/2019), kunjungan emosionalnya adalah ke Nagasaki serta Hiroshima, lokasi bom atom dijatuhkan AS dalam Perang Dunia II.

Di sana, Paus Fransiskus berdoa di tengah guyuran hujan, meletakkan karangan bunga, dan mendengarkan kisah dari para korban.

Selama di Jepang, Paus Fransiskus melontarkan seruan keras atas kepemilikan senjata nuklir, dan kritikan industri senjata "hanya menjauhkan Surga".

Paus asal Argentina ini memberikan penguatan kepada korban, yang tak kuasa membendung tangis ketika menceritakan bagaimana bom atom dijatuhkan 1945 silam.

Di Tugu Peringatan Hiroshima, Paus menekankan bagaimana akibat senjata pemusnah massal itu, ratusan ribu mimpi, harapan, hilang berganti kesunyian.

Moeldoko Bela Agnez Mo yang Dikecam karena Mengaku Tak Berdarah Indonesia

Ini Yang Disampaikan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin Saat Bertemu Paus Fransiskus di Vatikan

Arti Mimpi Didatangi Orang yang Telah Meninggal, Mungkin Anda Perlu Saran

"Hanya dalam sekejap mata, semua yang sudah dibangun luluh lantak, dan berganti menjadi kehancuran dan kematian," ujarnya.

Dia menggunakan kesempatan pertemuan dengan Perdana Menteri Shinzo Abe untuk kembali menyuarakan sikap anti-nuklirnya.

Seperti dilansir AFP, di hadapan PM Abe, Paus Fransiskus memintanya dan pemimpin dunia lain berjanji bencana akibat nuklir tak akan terjadi lagi.

Agenda Paus di Negeri Sakura berlanjut dengan menemui para penyintas "tiga bencana besar" yang terjadi 2011 silam. Yakni gempa dan tsunami di Tohoku, disusul kebocoran reaktor nuklir Fukushima di mana 18.500 orang tewas atau menghilang.

Pemimpin Tahta Suci Vatikan menekankan supaya bantuan bagi korban bencana, terutama kebocoran nuklir Fukushima, tetap dilanjutkan.

Hingga saat ini, dilaporkan masih terdapat 50.000 orang yang berada dalam pengungsian meski sudah berlangsung selama delapan tahun.

Persib Bandung Tumbangkan Persebaya dan Persija di Stadion Dipta, Ini Jawaban Taktis Coach Teco

Terlibat Jual Beli Narkotik Golongan I, Rahmat Dituntut 15 Tahun Penjara

Meski dia membawa agenda serius, bukan berarti Paus dari Ordo Jesuit itu tidak bisa bercanda ketika melakoni lawatan ke Jepang.

Seperti ketika membawakan pidato, dia sempat menanyakan apakah hadirin bosan, dan perlukah dia melanjutkan pidatonya.

Selain itu, dia juga menerima hadiah berupa happi (jubah tradisional Jepang) bergambar anime wajahnya dari kaum muda.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved