Banyak Sambungan PDAM Hanya Keluar Angin, Butuh Rp 47 Miliar Atasi Infrastruktur Air di Klungkung
Pemkab Klungkung tetap pada komitmennya tidak akan memberikan penyertaan modal kepada PDAM Klungkung.
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Meika Pestaria Tumanggor
TRIBUN-BALI.COM, SEMARAPURA - Pemkab Klungkung tetap pada komitmennya tidak akan memberikan penyertaan modal kepada PDAM Klungkung.
Padahal PDAM Klungkung terus dituntut untuk memperbaiki pelayanannya kepada masyarakat.
Selain itu, Bupati I Nyoman Suwirta juga tidak menyetujui adanya penyesuaian tarif baru air PDAM di Klungkung.
"Penyertaan kepada PDAM pada anggaran induk 2020 tidak kami lakukan. Ini pertimbangannya berdasarkan pelayanan PDAM ke masyarakat yang masih belum maksimal," ujar Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta, Rabu (27/11/2019).
• Ramalan Zodiak Terbaru Rabu 27 November 2019, Cancer Jadi Sembrono, Virgo Lebih Baik Jaga Jarak
• 12 Anggota Dewan Baru DPRD Klungkung Tak Dapat Jatah Hibah
Suwirta mengungkapkan, pihaknya telah membuka bisnis plan dari PDAM Klungkung.
Di mana PDAM terus berusaha menambah sambungan ke rumah-rumah, untuk mencapai cakupan 100 persen air bersih di Klungkung.
Sementara fakta di lapangan, sebagian besar sambungan PDAM ke rumah penduduk yang berasal dari bantuan hibah pusat ternyata tidak keluar air, hanya keluar angin saja.
"Jika terus dipaksakan menambah sambungan, maka semakin banyak sambungan PDAM ke rumah yang tidak keluar air. Masalah sebenarnya, debit air lah yang harus ditambah. Dari BWS (Balai Wilayah Sungai) Bali Penida, ada sekitar Rp 12 miliar yang semoga bisa dimaksimalkan memperbaiki infrastruktur air bersih di Klungkung," jelas Suwirta.
Menurutnya tahun 2020 baru dibuat kajian untuk pelayanan 100 persen air minum di Klungkung.
Setelah debit cukup, barulah ditambah sambungan ke rumah-rumah.
Bupati asal Pulau Ceningan ini mengatakan, masih banyak masalah pada infrastruktur air minum di Klungkung, semisal pipa induk yang masih harus diremajakan karena rata-rata sudah berusia lebih dari 20 tahun dan mudah mengalami kerusakan.
Serta genset yang tidak berfungsi, untuk mengoptinalisasi sistem pompa PDAM.
Sehingga ketika mati listrik di wilayah pipa induk, terjadi gangguan distribusi air ke Klungkung.
"Mengatasi masalah infrastruktur air di Klungkung, kami butuh anggaran lebih dari Rp 47 miliar. Kedepan jika APBD tidak sebesar itu, kami buat skala prioritas. Tentu masalah air ini menjadi prioritas kami," tegasnya.
Khususnya di Nusa Penida, menurutnya kebutuhan air bahkan lebih tinggi untuk mendukung kebutuhan industri pariwisata.
• Begini Tanggapan Fadli Zon Terhadap Pernyataan Agnez Mo, Heran dan Agak Tersinggung