Mengenal TriUpcycle, Usaha Sosial yang Mengubah Kain Bekas Jadi Produk Bernilai Ekonomis
Kami ada tiga misi yang pertama adalah mengurangi limbah, lalu yang kedua meningkatkan kesadaran masyarakat tentang konsumsi bijak
Penulis: Karsiani Putri | Editor: Meika Pestaria Tumanggor
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Beberapa waktu belakangan ini semakin banyak komunitas-komunitas yang memiliki visi dan misi untuk menjaga kelestarian lingkungan khususnya dari bahaya penggunaan plastik sekali pakai.
Setiap komunitas pun memiliki visi dan misi serta tehnik yang berbeda dalam mencapai misi yang diinginkannya.
Salah satunya seperti TriUpcycle yang merupakan social enterprise atau usaha sosial yang ada di Pulau Dewata Bali.
TriUpcycle berdiri sejak tahun 2016 lalu dan berfokus kepada pembuatan fashion asesoris yang berbahan dasarkan materi kain bekas.
• Tiba-tiba Dihubungi Mantan Pacar? Bisa Jadi 9 Alasan Ini Maksud Dibalik Tindakan Sang Mantan
• Apa yang Dilakukan pada Anjing Lokal di Pantai Kuta Ini? Citadines Kuta Beach Bali Peduli
• Perbekel Jadi Ujung Tombak di Desa, Kapolres Klungkung Sampaikan Pesan Cegah Radikalisme
"Kami ada tiga misi yang pertama adalah mengurangi limbah, lalu yang kedua meningkatkan kesadaran masyarakat tentang konsumsi bijak dan yang ketiga adalah penghijauan," sebut Social Enterprise Enthusiast, Annisa Fauziah.
Annisa menyebutkan bahwa kedepannya pihaknya ingin agar tidak hanya fokus ke limbah kain, namun juga ia ingin menghandle limbah-limbah yang lain seperti plastik, kayu dan yang lainnya.
Lalu pihaknya juga ingin agar masyarakat bisa memiliki kesadaran akan konsumsi bijak karena menurutnya Ia percaya bahwa setiap hal yang dikonsumsi pastinya akan memberikan dampak kepada lingkungan.
Adapun tiga jenis produk yang telah Ia dan empat rekannya ciptakan selama ini yakni Bandana, Totebag, dan Pounch.
Ketiga produk ini pun memiliki berbagai desain dan varian warna yang cerah dan menarik.
Serta bahan yang digunakan dalam pembuatan tiga produk ini adalah limbah kain.
"Untuk bandana harganya start dari Rp 120 ribu sampai dengan 150 ribu. Tergantung teknik pembuatan karena gak gampang ngolah kain limbah. Untuk totebag mulai dari harga Rp 150 ribu sampai dengan 200 ribu dan pounch dari harga Rp 100 ribu sampai 150 ribu dan untuk pounch dengan satu set alat makan dijual dengan harga Rp 250 ribu," ungkap Annisa.
Annisa menuturkan bahwa nantinya hasil dari penjualan ini akan digunakan untuk campain yang dimana di TriUpcycle sendiri terdapat dua campain.
Campain yang pertama adalah dari hasil penjualan satu produk tadi sama dengan penanaman satu pohon di Kalimantan Tengah.
Kemudian untuk campain yang kedua adalah dari penjualan bandana dan totebag yang memiliki motif gajah, 30 persen provitnya akan disumbangkan untuk sebuah yayasan yang bertugas untuk melindungi gajah-gajah di Sumatra.
Tidak hanya bekerjasama dengan para NGO yang bergerak dalam kelestarian lingkungan, TriUpcyle juga bekerjasama dengan beberapa perusahaan dan hotel-hotel besar di Bali.