Orok Bayi Terapung di Laut Selama 5 Hari, Polisi Kejar Orangtua Pembuang Bayi Perempuan Itu
Orok yang sudah meninggal dunia ditemukan di bibir Pantai Matahari Terbit, polisi kejar pembuang bayi perempuan itu
Penulis: eurazmy | Editor: Irma Budiarti
Orok Bayi Terapung di Laut Selama 5 Hari, Polisi Kejar Orangtua Pembuang Bayi Perempuan Itu
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Kasus pembuangan orok bayi terjadi lagi di Kota Denpasar.
Orok yang sudah meninggal dunia ditemukan tertambat di bibir Pantai Matahari Terbit, Sanur, Denpasar, Bali, Rabu (4/12/2019).
Kulit bayi telah membiru dan tanpa dibalut sehelai kain pun.
Tali pusar masih utuh menggantung di perutnya.
Kepala Instalasi Forensik RSUP Sanglah Denpasar, dr Dudut Rustyadi mengungkapkan, orok bayi diperkirakan terapung di laut sejak lima hari lalu.
''Bisa kurang bisa lebih. Ya sekitar 5 hari tersebut,'' ujarnya saat dikonfirmasi Tribun Bali, Rabu (4/12/2019).
Hasil forensik tidak menemukan adanya tanda-tanda kekerasan pada tubuh bayi.
Kondisi kulit akibat pembusukan.
Dudut menambahkan, jenazah orok teridentifikasi berjenis kelamin perempuan.
Usianya sekitar 7 bulan kandungan.
Berat badan 1,37 kg dan panjang badan 37,5 cm.
"Artinya, bayi ini lahir prematur. Jika usia bayi kurang dari 7 bulan, itu artinya bayi lahir aborsi,'' ujarnya.
Hediyanto, penyewa jasa kano di sekitar lokasi kejadian mengatakan orok pertama ditemukan petugas kebersihan setempat sekitar pukul 06.40 Wita.
• Pura Agung Menasa di Sinabun Buleleng Direstorasi, Pekerja Temukan Gerabah Berukiran China
• Ajakan Jorge Lorenzo ke Spanyol & Buka Bisnis di Bali, Nikita Mirzani Malah Dibuat Kaget Tagihan PLN
''Saya baru datang waktu itu, dipanggil Bu Jro nemu orok bayi. Akhirnya saya angkat ke Kantor Satpol Air dan panggil polisi,'' kata Hediyanto.