Krama Desa Tembok Kembangkan Buah Langka Jeruk Keprok Tejakula
Dinas Pertanian Buleleng bersama Pemerintah Desa Tembok, Kecamatan Tejakula, Buleleng, Bali, akan menanam sebanyak 200 bibit jeruk keprok Tejakula.
Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Ni Ketut Sudiani
TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Dinas Pertanian Buleleng bersama Pemerintah Desa Tembok, Kecamatan Tejakula, Buleleng, Bali, berencana akan menanam sebanyak 200 bibit jeruk keprok Tejakula dalam waktu dekat ini. Jeruk khas Buleleng ini sempat terserang penyakit Citrus Vein Phloem Degeneration (CVPD) sehingga jumlahnya kian langka.
Perbekel Desa Tembok, Dewa Komang Yudi Astara dikonfirmasi Minggu (8/12/2019) mengatakan 200 bibit jeruk keprok Tejakula ini akan ditanam bila sudah memasuki musim hujan agar tanaman tidak mati akibat kekurangan air.
Ratusan bibit itu, sebut Yudi, akan ditanam di wilayah yang memiliki kesuburan tanah yang baik serta dekat dengan sumur bor.
"Dalam waktu dekat kalau sudah memasuki musim hujan, bibit itu akan kami tanam, bekerjasama dengan Dinas Pertanian. Kalau di daerah atas, konsentrasi air bersihnya untuk kebutuhan masyarakat," terangnya.
Yudi tidak menampik bahwa sejatinya ada beberapa kendala untuk mengembangkan jeruk keprok Tejakula. Salah-satunya, kawasan tersebut masih ditetapkan sebagai kawasan yang terdampak virus CVPD. Sistem irigasi, imbuh Yudi, juga belum mendukung sehingga buah tersebut belum dapat ditanam di wilayah Tejakula termasuk Desa Tembok.
"Faktor alam juga berubah-ubah. Ini menjadi salah-satu permasalahan yang kami hadapi dan itu lah alasannya mengapa jeruk keprok Tejakula agak sulit untuk dikembangkan di wilayah ini. Namun kami akan mencoba menanam 200 bibit dulu, tepat di musim penghujan. Semoga berhasil tumbuh," terangnya.
Sebelumnya diberitakan, jeruk keprok Tejakula berhasil dikembangkan oleh Putu Oka Sastra (52). Bukan di wilayah Tejakula, melainkan di Banjar Dinas Delod Margi, Desa Sari Mekar, Kecamatan Buleleng, Bali.
Tanaman ini berhasil tumbuh di lahan perkebunan seluas kurang lebih 48 are dan terhindar dari serangan penyakit CVPD. Oka membudidayakan jeruk bercita rasa khas ini sejak 2013 lalu.
Oka menuturkan saat masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP), pernah ada masa kejayaan untuk jeruk ini. Buah tersebut terkenal di seluruh Bali, bahkan pernah mendapatkan sertifikat Buah Unggul Nasional.
Namun sayang, satu per satu tanaman jeruk milik para petani terserang penyakit CVPD. Penyakit ini menyerang bagian batang tanaman jeruk yang menjadi jalan nutrisi.
Hingga saat ini, sebut Oka, belum ditemukan obat penangkal CVPD. Hal ini lah yang lantas membuat para petani di Tejakula tidak dapat lagi mengembangkan jeruk keprok Tejakula. (rtu)