Dibutuhkan 900 Kantong Per Bulan, Kebutuhan Darah di PMI Gianyar Masih Kurang
Di mana, PMI Kabupaten Gianyar setiap bulan hanya mampu menyediakan rata-rata 600 kantor darah. Sementara rasio kebutuhannya mencapai 900 kantung per
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR – Kebutuhan darah di Kabupaten Gianyar, Bali masih relatif jauh dari stok yang dimiliki.
Di mana, PMI Kabupaten Gianyar setiap bulan hanya mampu menyediakan rata-rata 600 kantor darah.
Sementara rasio kebutuhannya mencapai 900 kantung per bulan.
Golongan darah yang paling banyak dibutuhkan masyarakat Gianyar sebanyak tiga jenis, yakni O, B, dan AB.
• Diduga Depresi, Buruh Proyek Terjun ke Jurang Jembatan Jalan Raya Marga Sengkala, Blahbatuh
• Sejarah Banyuwangi dan Broome Australia, Pernah Terkoneksi Jalur Kabel Telegram Bawah Laut
• Video Porno Kerap Viral di Media Sosial, Begini Pandangan Seksologi Menurut Dr Oka Negara
Kepala Unit Donor darah PMI Gianyar, Desak Putu Tirta Edyastuti, Senin (9/12/2019) mengatakan, stok darah yang dimiliki PMI, sebagian besar didapatkan dari aksi-aksi sosial donor darah, yang dilakukan oleh partai politik (parpol), komunitas, dan sebagainya.
Seperti kegiatan donor darah di Sekretariat Golkar Gianyar, Senin (9/12/2019), meskipun stok yang didapatkan tak lebih dari 20 kantong darah, namun hal tersebut masih lebih baik dibandingkan tidak.
Sebab stok darah yang dibutuhkan di Kabupaten Gianyar mencapai 900 kantong.
“Kita hanya bisa sediakan 600 kantong per bulan. Kekurangan ini, kita ambil di RSUP Sanglah, RSU Ari Santi dan RSUD Sanjiwani. Kebutuhan terbanyak O, B dan AB, itu sesuai kondisi penduduk kita di Kabupaten Gianyar,” ujarnya.
• Kronologi Penumpang Melahirkan di Kapal Tujuan Gilimanuk- Ketapang Awalnya Tak Merasa Sakit Perut
• Ini Janji Indra Sjafri Jika Menang Lawan Vietnam, Bawa Medali Emas ke Makam Orangtua Lalu Pamit
• Perempuan Asal Surabaya Yang Melahirkan di Kapal Datang Saat Ari-Ari Bayi Masih Menempel di Rahim
Menurut Desak Tirta, belum mencukupinya rasio kebutuhan darang ini, disebabkan karena masih banyak masyarakat yang takut melakukan donor darah.
Ketakutan itu terjadi karena berbagai hal, seperti takut melihat jarum suntikan hingga takut jika kondisi kesehataan diketahui.
“Banyak masyarakat yang tidak mau ikut donor darah karena takut pas dicek, dia memiliki penyakit tertentu. Selain itu, banyak juga yag takut karena tak berani melihat jarum suntik. Ketakutan pada jarum suntik bukan hanya pada anak-anak saja, tapi orang tua juga banyak,” ujarnya.
• Ini Janji Indra Sjafri Jika Menang Lawan Vietnam, Bawa Medali Emas ke Makam Orangtua Lalu Pamit
• Sandiaga Uno Tangggapi Kasus Dirut Garuda Ari Askhara : Jangan Dihancurkan Habis-habisan
• 3 Menteri Berakting di Pentas Antikorupsi, Sentilan Erick Thohir Soal Kasus Ini Bikin Tertawa Jokowi
Ketua PMI Gianyar, Cokorda Gde Wisnu Parta mengatakan, dalam mengantisipasi kekurangan stok darah ini, seharusnya pihaknya gencar melakukan sosialisasi, terutama ke khalangan pemuda.
Namun hal tersebut belum bisa terwujud lantaran anggaran sosialisasi relatif terbatas.
Namun pihaknya tak mengungkap anggaran tersebut.
“Kami kekurangan dana sosialisasi. Mudah-mudahan ke depan, parpol, komunitas dan organisasi kepemudaan semakin banyak yang mau donor darah, karena kebutuhan darah di Gianyar sangat tinggi,” harapnya. (*)