Tiga Peternakan di Tabanan Nihil Virus African Swine Fever, Antisipasi Demam Babi Berujung Kematian
Penyakit demam babi atau African Swine Fever (ASF) yang belum ada vaksinnya, harus diwaspadai peternak babi di Bali
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Irma Budiarti
Hanya Menyerang Babi
Ketum PDHI, Muhammad Munawaroh menyebutkan, penyakit ASF merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus ASF dari genus Asfivirus dan famili Asfarviridae.
"Penyakit ini berbeda dengan penyakit kolera babi atau hog cholera atau classical swine fever (CSF), yang disebabkan juga oleh virus, namun virusnya yang berbeda," kata Munawaroh kepada kompas.com.
Virus CSF dari genus Pestivirus dan famili Flaviviridae, tetapi kedua penyakit tersebut tidak dapat diobati dengan antibiotik karena bukan disebabkan oleh bakteri.
Penyakit ASF menyerang hewan babi, baik domestik ataupun babi liar, dengan tingkat kematian tinggi pada babi yang terinfeksi.
"ASF ini terjangkit di hampir semua negara, dan juga termasuk virus yang sangat mudah dan cepat sekali penyebarannya," jelasnya.
Menurut Munawaroh, penyebaran yang terjadi di Sumatera Utara sangat mungkin sekali disebabkan oleh seseorang yang datang ke sana membawa produk daging babi atau makanan babi yang sudah terinfeksi oleh virus ini.
"Virus ini sangat mudah menyerang, mungkin saja ada yang membawa produk daging babi atau makanan untuk babi yang sudah terinfeksi, kemudian babi setempat diberi makanan sisa (yang terinfeksi) dari pesawat itu juga bisa terjadi penularan," tuturnya.
Penularan virus ASF antar-babi terjadi akibat kontak dengan babi yang sakit, serta kontak dengan cairan yang keluar dari babi sakit atau mati seperti air kencing, kotoran, air liur, dan darah.
"Virus ASF menginfeksi babi melalui pernapasan dan mulut atau ingesti makanan atau minuman," kata dia.
Begitu juga lewat kontak dengan manusia.
Peralatan, pakaian, sepatu atau alas kaki, dan makanan yang tercemar virus dengan babi yang sakit atau mati dapat menularkan virus ASF ke babi lain.
Ditegaskan Munawaroh, penyakit ASF ini hanya menyerang atau menjadi penyakit pada babi saja, tidak pada hewan ternak lainnya dan juga manusia.
"Penyakit ASD pada babi tidak menular ke manusia, juga hewan lainnya," ucap dia.
Jika manusia memakan daging babi yang terdapat virus ASF, maka manusia yang memakan daging babi tersebut tidak akan tertular virus ASF itu, serta virus ASF juga tidak akan dapat ditemukan dalam kotoran atau feses manusia.
Gejala yang Terlihat
- Demam tinggi
- Lesu
- Tidak mau makan
- Kulit kemerahan pada daun telinga dan bagian tubuh lainnya
- Muntah kuning dampai dengan berdarah
(*)