Seragam Siswa Gratis di Badung Tak Kunjung Tuntas, Dewan Bakal Panggil Disdikpora
Hingga penghujung tahun 2019, program seragam gratis untuk seluruh siswa SD dan SMP yang dijanjikan Pemerintah Kabupaten Badung, tak kunjung tuntas
Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Irma Budiarti
Seragam Siswa Gratis di Badung Tak Kunjung Tuntas, Dewan Bakal Panggil Disdikpora
TRIBUN-BALI.COM, BADUNG - Hingga penghujung tahun 2019, program seragam gratis untuk seluruh siswa Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang dijanjikan Pemerintah Kabupaten Badung, tak kunjung tuntas.
Jajaran desa terutama Komisi IV yang membidangi pendidikan pun sangat menyayangkan hal tersebut.
Bahkan Dewan Badung mempertanyakan realisasi program prioritas tersebut.
Ketua Komisi IV DPRD Badung, I Made Sumerta mengatakan, masih ada orangtua siswa yang mempertanyakan lantaran belum kebagian hingga menjelang akhir tahun 2019.
Padahal siswa sudah mulai sekolah hampir satu semester lamanya.
"Sebenarnya ini (pendistribusian seragam sekolah, red) bukan lambat lagi tapi telat banget. Ukurannya juga tidak sesuai, ini kami temukan di lapangan, dan akan kami tindaklanjuti pada rapat kerja," ungkap Made Sumerta, Jumat (13/12/2019).
Pihaknya mengaku akan memanggil Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, yakni Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Badung.
Pemanggilan tersebut, katanya, untuk mengetahui kendala dan upaya yang telah dilakukan Disdikpora soal seragam ini.
Pasalnya, pembagian seragam sekolah gratis merupakan program prioritas.
• Diam-Diam Berpenghasilan Fantastis, Ternyata Ini Sumber Uang Bobby Nasution Menantu Jokowi
• Satpol PP Jembrana Tertibkan Spanduk dan Pamflet Tak Berizin di Kota Negara
"Kami sudah ambil sampel-sampelnya, seperti di SMPN 2 Mengwi, saat kami tinjau, mengaku belum dibagikan (seragam gratis -red). Jangan-jangan sudah injury time baru dibagikan, kan akan jadi masalah," katanya.
Pihaknya sebagai ketua Komisi IV akan merapatkannya sebelum tanggal 20 Desember 2019 mendatang.
Sehingga apa yang menjadi kendala Disdikpora diketahui dan mungkin ada solusi.
Politisi asal Desa Pecatu, Kuta Selatan ini, juga menyoroti fasilitas sekolah yang tidak berfungsi dengan baik.
Seperti pendingin ruangan yang tidak terawat, laptop gratis yang rusak dan lainnya.