Kembali Terpilih Sebagai Ketum, Alit Saputra Tegaskan Bisa Fokus Urus Listibiya

Dewa Gede Alit Saputra kembali terpilih sebagai Ketua Umum Majelis Pertimbangan dan Pembinaan Kebudayaan (Listibiya) Kabupaten Klungkung, Bali.

Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Ni Ketut Sudiani
istimewa
Suasana pemilihan Ketua Umum Listibiya (Majelis Pertimbangan dan Pembinaan Kebudayaan) Kabupaten Klungkung masa bhakti 2020-2025, di Gedung Praja Mandala, Pemkab Klungkung, Bali. 

TRIBUN-BALI.COM, KLUNGKUNG - Dewa Gede Alit Saputra kembali  terpilih sebagai Ketua Umum Majelis Pertimbangan dan Pembinaan Kebudayaan (Listibiya) Kabupaten Klungkung, Bali, masa bhakti 2020-2025. 

Kader Partai PSI Klungkung tersebut terpilih secara aklamasi yang ditetapkan melalui sidang formatur.

Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta sebelumnya mengharapkan agar Ketua Pengurus Listibiya yang terpilih jangan dari kalangan PNS dan dari Pengurus Partai.

Hal tersebut agar Listibiya dapat lebih fokus dalam melestarikan kebudayaan dan kesenian yang ada di Provinsi Bali terutama di Kabupaten Klungkung.

“Dalam periode saya yang kedua ini, saya akan pantau dan kawal perkembangan Listibiya dan semua organisasi yang ada di Kabupaten Klungkung,” ujar Suwirta.

Ketua Umum Listibiya terpilih periode 2020-2025, I Dewa Gede Alit Saputra  sangat bisa memaklumi pesan Suwirta  yang mengimbau agar keanggotaan Listibiya tidak ada yang berasal dari unsur PNS maupun tidak sebagai kader partai.

"Mengingat beliau (Suwirta) terlahir dari politik dan merasakan adanya gesekan, beliau khawatir nantinya Listibiya tidak fokus," ujar Dewa Gede Alit Saputra.

Meskipun sebagai kader partai PSI, menurutnya dirinya terlahir dari pelaku dan penekun murni seni sehingga bisa membedakan seni dan politik. Terlebih seni dan politik sangat bertolak belakang dan tidak saling bersinggungan.

"Istilah saya ketika menari, harus tau kapan menggunakan topeng merah dan kapan mengenakan topeng putih.  Artinya dia tidak bisa berjalan bersamaan dan jelas tidak akan tercampur aduk. Karakter dan etika  itu sangat berbeda. Jadi saya tahu kapan harus sebagai seorang seniman dan kapan sebagai kader partai. Menurut saya itu tidak masalah, dan lihat saja terobosan yang nanti kita buktikan, berangkat dari kekurangan pada masa sebelumnya," ungkapnya.

Mengenai keterlibatan beberapa anggota yang berasal dari unsur PNS, menurutnya itu tidak bisa dihindari.

Pasti tetap ada pengurus yang berasal dari kalangan PNS. Apalagi menurutnya  jumlah seniman dan budayawan serta pemikir budaya masih sangat sedikit di Klungkung.

"Tetapi jangan khawatir, saya berkomitmen jelas, bahwa tidak akan menghambat program-program Listibiya selanjutnya. Mengenai terobosan Listibiya ke depannya belum bisa disampaikan hari ini, mengingat pengisian struktur Listibiya belum tuntas," ujarnya. (mit)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved