Natal Dan Tahun Baru

Menjelang Natal dan Tahun Baru, Ketersediaan Beras dan Daging Masih Aman di Bali

Menjelang perayaan Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 ketersediaan daging dan beras untuk wilayah Bali masih aman.

Penulis: Wema Satya Dinata | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Tribun Bali/Wema Satya Dinata
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bali, Ida Bagus Wisnuardhana saat ditemui di Kantornya, Rabu (18/12/2019). 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Menjelang perayaan Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 (Nataru), ketersediaan daging dan juga beras untuk wilayah Bali masih aman dan bahkan beras surplus lima ton.

"Rata-rata kebutuhan pokok terhadap beras sekitar 35 ribu ton per bulan. Dan di bulan November kemarin panen 11 hektar dengan total beras yang dihasilkan 40 ribu ton, sehingga surplus 5 ribu ton," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bali, Ida Bagus Wisnuardhana, saat ditemui di Kantornya, Rabu (18/12/2019).

Disamping itu, mengenai ketersediaan bahan bumbu seperti bawang merah dan juga cabe juga mengalami surplus.

Hanya saja bawang putih yang masih mengalami kekurangan.

Extra Flight Ke Bali Untuk Natal dan Tahun Baru Turun Drastis Lebih Dari 100 Persen

Operasi Lilin 2019 Jelang Natal dan Tahun Baru 2020, 12 Potensi Kerawanan Ini Jadi Fokus Polda Bali

Jelang Natal Dan Tahun Baru, Pantai Kuta Kembali Diserbu Sampah Plastik, Wisatawan Sedih

"Tapi kami sudah koordinasi dengan para pedagang antar pulau untuk pemenuhan komoditi ini," imbuhnya.

Ia menerangkan jika dilihat secara nasional, seluruh provinsi memang kekurangan bawang putih sehingga harus dilakukan impor.

"Di Bali kita memiliki 300 hektar produksi bawang putih dengan menghasilkan 2.400 ton perbulan. Akan tetapi kebutuhannya mencapai dua kali lipat atau sekitar 7.000 ton," sebutnya.

Maka dari itu kedepan pihaknya berencana akan menambah 300 hektar luasan produksi bawah putih di Bali.

"Rencananya kami akan menambah luasan pertanian bawang putih, karena setiap orang rata-rata mengkonsumsi bawang putih 2,5 kg per tahun," jelasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali, I Wayan Mardiana menambahkan ketersediaan daging ayam, sapi, dan juga telor masih mencukupi.

Ia juga mengatakan dari segi harga tidak ada gejolak dan peningkatan harga yang signifikan.

"Stok dan distribusi kebutuhan daging dan telor sangat lancar. Harga juga tidak ada peningkatan. Seperti daging ayam yang masih kisaran Rp 35 ribu, telor ayam Rp 24 ribu per kilogram, sedangkan daging sapi kisaran Rp 90 ribu sampai Rp 100 ribu per kilogram," ungkapnya.

Dikatakannya, peningkatan kebutuhan daging selama Nataru ini estimasinya mencapai 10 - 15 persen dibandingkan kebutuhan normal.

Di mana hari normal untuk daging sapi kebutuhannya 6,888 ton, ayam buras 1.935 ton, dan telur ayam 1,561 ton.

"Produksi daging sapi di Bali surplus, bahkan kita mengeluarkan perdagangan sapi hidup antar pulau tujuan Jakarta dan sekitarnya . Yang masih kita impor adalah kebutuhan daging sapi untuk hotel, tapi jumlahnya tidak banyak," kata Mardiana . (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved