Hari Natal

105 Tahun Lalu, Natal Pernah Hentikan Perang Dunia I

Pada Hari Raya Natal tahun 1914, ribuan prajurit Inggris, Belgia, dan Perancis menaruh persenjataan mereka.

Mansell
Prajurit Jerman dan Inggris merayakan Christmas Truce (Photo by Mansell/Mansell/The LIFE Picture Collection/Getty Images) 

TRIBUN-BALI.COM – Pada Hari Raya Natal tahun 1914, ribuan prajurit Inggris, Belgia, dan Perancis menaruh persenjataan mereka.

Para prajurit tersebut mendatangi perbatasan di bagian Barat untuk merayakan Natal bersama musuh mereka, prajurit Jerman.

Christmas Truce, begitu nama momen damai tersebut. Sebuah harapan di tengah Perang Dunia I yang kemudian merenggut lebih dari 15 juta jiwa.

Mengutip TIME, Rabu (25/12/2019), Paus Benedictus XV adalah orang yang pertama kali menggagas Christmas Truce. Namun pada masa itu, idenya ditolak oleh pemerintah.

Para sejarawan hingga saat ini masih mencari penggalan-penggalan fakta dari Christmas Truce, karena hingga sekarang, belum ada fakta dan data pasti tentang penyebaran Christmas Truce dan wilayah-wilayah yang terkena dampaknya.

Namun, sekitar dua pertiga dari seluruh prajurit yakni sekitar 100.000 orang ikut serta dalam momen perdamaian bersejarah tersebut.

Kapolda Bali Rayakan Natal di Gereja GPIB Ekklesia, PGR Choir Meriahkan Acara Natal

Pantau Malam Natal, Forkopimda Banyuwangi Motoran Keliling Gereja

Beberapa manuskrip dan jurnal menyebutkan bahwa Christmas Truce dimulai dari carol singing pada malam Natal.

“Malam dengan bulan purnama yang sangat indah, salju bertebaran di jalanan, hampir semuanya berselimutkan warna putih,” tutur prajurit Albert Moren dalam jurnalnya yang diabadikan oleh New York Times.

Salah satu prajurit Inggris, Graham Williams, mendeskripsikan Christmas Truce secara lebih jelas.

“Pertama, prajurit Jerman akan bernyanyi lagu Natal mereka dan kami akan menyanyikan salah satu lagu Natal kami. Hingga akhirnya, bersamaan, kami menyanyi ‘O Come, All Ye Faithful’.

Prajurit Jerman kemudian menyanyikan lagu yang sama dalam bahasa Latin ‘Adeste Fideles’, Kemudian saya berpikir, ini adalah hal yang hampir mustahil.

Dua negara berbeda menyanyikan lagu Natal yang sama di tengah pertempuran.”

Keesokan harinya, tepat pada 25 Desember 1914, prajurit Jerman keluar dari persembunyian mereka dan menyahutkan “Merry Christmas” pada lawan mereka.

SDN 3 Patas Terbakar, Dokumen Siswa Hingga Alat Elektronik Hangus

Datangi Beberapa Gereja, Wabup Suiasa Pantau Persiapan Natal Tahun 2019

Prajurit lawan menjawab sahutan mereka. Pada beberapa titik, prajurit Jerman berdiri sambil memegang papan bertuliskan “You no shoot, we no shoot”.

Kemudian pada sisa hari suci tersebut, para prajurit bertukar kado berupa rokok, makanan, juga topi.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved