Gerhana Matahari Sebagian Bertepatan dengan Tilem, Ini yang Dilakukan Menurut Wakil Ketua PHDI

Kamis (26/12/2019) esok, gerhana matahari cincin yang melewati Indonesia bertepatan dengan Tilem Kanem. Ini yang Dilakukan Menurut Wakil Ketua PHDI

Gambar oleh WhisperingJane_ASMR dari Pixabay
Ilustrasi Foto Gerhana Matahari 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Kamis (26/12/2019) esok, gerhana matahari cincin yang melewati Indonesia bertepatan dengan Tilem Kanem.

Namun untuk di Bali yang teramati hanya gerhana matahari sebagian yang menyebabkan siang hari di Bali berwarna jingga terlihat seperti senja.

Terkait hal ini, Wakil Ketua PHDI Bali, Pinandita I Ketut Pasek Swastika saat dikonfirmasi Rabu (25/12/2019) siang mengatakan apa yang terjadi esok merupakan siklus alam yang tak bisa dihindari.

“Itu adalah anugerah dan merupakan siklus alam dan memang harus terjadi atas kehendak-Nya,” kata Swastika.

Esok, Siang Hari di Bali Akan Berwarna Jingga Seperti Senja Karena Gerhana Matahari Sebagian

Tahun 2028 Bali Akan Mengalami Gerhana Matahari Terbesar, Lebih Gelap dari Gerhana Matahari 1983

Karena bertepatan dengan Tilem, menurutnya umat Hindu melaksanakan upacara seperti biasanya dengan menghaturkan sesajen sesuai dengan kemampuan.

“Di Besakih juga besok ada Upacara Bumi Sudha terkait dengan pembersihan alam. Karena di sini bertepatan dengan gerhana, ada baiknya semua instrospeksi diri apa yang sudah diperbuat dan sekarang adalah kenyataan dari perbuatan kita, untuk besok itu adalah harapan. Sudah tentu harapan yang terbaik dari semua perbuatan baik yang telah kita bersama perbuat,” katanya.

Ia pun meminta umat untuk tak henti-hentinya memohon kepada Tuhan agar mendapat anugerah yang terbaik.

“Walaupun berbarengan dengan Tilem, ini tidak ada apa-apa, ini hanya siklus alam yang kebetulan bertepatan dengan Tilem,” katanya.

Pengamat Geofisika BMKG Stasiun Geofisika Sanglah, I Putu Dedy Pratama dihubungi Rabu (25/12/2019) mengatakan posisi Matahari saat puncak GMS di Bali berada pada ketinggian 620 terhadap cakrawala.

“Gerhana terjadi lewat tengah hari pada pukul 13.15 Wita, maka posisi matahari akan berada pada barat barat laut (BBL) dengan azimuth 2360 terhadap arah utara,” katanya.

Gerhana di Bali memiliki magnitudo 0,68 dengan tutupan bulan mencapai 60% dari lingkaran matahari.

“Magnitudo dan tutupan gerhana matahari ini lebih kecil daripada gerhana matahari yang terjadi 9 Maret 2016 lalu dimana memiliki magnitudo 0,82 dengan tutupan bulan sebesar 76% dari lingkaran matahari,” katanya.

Walaupun demikian, gerhana ini cukup untuk membuat suasana siang di Bali menjadi jingga.

Hal ini disebabkan sinar tampak dibelokan sehingga gelombang yang lebih panjang mendominasi.

“Oleh karena itu, suasana siang pada 26 Desember 2019 suasana siang akan seperti senja,” katanya.

Namun ia mengimbau, untuk mengamati gerhana matahari ini diperlukan peralatan khusus dan tidak diperbolehkan melihat dengan matahari telanjang apalagi gerhana terjadi pada siang hari.

“Jangan coba-coba melihat Gerhana Matahari secara langung dan lama apalagi Gerhana kali ini terjadi di siang hari. Pada siang hari tingkat radiasi sinar Ultra Violet (UV) semakin tinggi karena panjang gelombang radiasi matahari lebih pendek dibandingkan pagi atau sore hari. Saat cahaya Matahari tertutup oleh bulan pancaran radiasi sinar UV masih berlangsung dan berbahaya bagi mata kita yang berakibat menimbulkan gangguan pengelihatan bahkan mencapai kebutaan,” katanya.

Sehingga bagi yang ingin melihat gerhana ini dapat melihatnya melalui pantulan air.

Apabila ingin melihat secara langsung dianjurkan untuk menggunakan pelindung mata.

“Pelindung mata yang mudah didapat adalah kertas rontgen dan negatif film. Untuk negatif film diperlukan lebih dari 2 lapis karena jika hanya 1 saja menggunakan masih sangat tipis dan masih membahayakan mata,” imbuhnya.

Dedy menambahkan, setelah gerhana matahari ini, pada 11 Januari 2020 mendatang akan terjadi gerhana bulan.

Namun, Gerhana tidak akan tampak jelas karena hanya berupa gerhana bulan penumbra.

“Gerhana tersebut dapat dilihat dari wilayah Indonesia. Untuk wilayah Bali, bulan akan terlihat memasuki penumbra pada pukul 01.05 Wita dengan puncak gerhana pada 03.10 Wita dan berakhir pada 05.14 Wita” katanya.

Sementara itu, Kepala Balai Besar MKG Wilayah III Denpasar, M. Taufik Gunawan, mengatakan terdapat dua macam bayangan Bulan yang terbentuk saat GMC, yaitu antumbra dan penumbra.

Di wilayah yang terlewati antumbra, gerhana yang teramati berupa gerhana matahari cincin.

Sementara di wilayah yang terkena penumbra, maka yang tampak adalah gerhana matahari sebagian.

"Gerhana yang teramati dari Bali berupa gerhana matahari sebagian dengan magnitudo gerhana terentang antara 0,700 di Singaraja hingga 0,684 di Denpasar," katanya.

Secara umum, gerhana di Bali akan dimulai pada pukul 12.13 Wita.

Sedangkan puncak gerhana terjadi pada pukul 14.02 Wita.

Dan gerhana akan berakhir pada pukul 15.36 Wita.

"Durasi gerhana yang teramati di Bali rata-rata adalah 3 jam 22 menit," katanya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved