Pembunuhan di Bali
Hasil Autopsi Korban Pembunuhan di Waribang Denpasar: 4 Tusukan Tembus ke Rongga Perut
Semua luka tusuknya memasuki rongga perut, tetapi dua dari empat luka tusuk tersebut menimbulkan pendarahan karena mengenai pembuluh darah yang besar
Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Huda Miftachul Huda
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Ni Ketut Raning Siartini (37) korban pembunuhan di Jalan Waribang Nomor 18 Denpasar Timur, Kota Denpasar mengalami empat luka tusukan di bagian perut.
Di antara empat luka tersebut, ada dua tusukan yang sampai mengenai pembuluh darah besar di tubuh korban.
Kepala Bagian Staf Medis Fungsional (SMF) Kedokteran Forensik Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah Denpasar Ida Bagus Putu Alit mengatakan, dua luka tusuk yang tembus pembuluh darah besar itulah yang menjadi penyebab kematian Raning Siartini.
"Semua luka tusuknya memasuki rongga perut, tetapi dua dari empat luka tusuk tersebut menimbulkan pendarahan karena mengenai pembuluh darah yang besar dan inilah yang menyebabkan kematiannya,” kata Alit saat ditemui awak media di RSUP Sanglah, Denpasar, Kamis (26/12/2019).
• BREAKING NEWS: Ketut Raning Bersimbah darah di Kamar Kosan, Sang Anak Ungkap Detik-detik Terakhir
• Pelaku Kasus Pembunuhan Asal Buleleng Meninggal Karena Penyakit Ini, Kasusnya Sempat Menggegerkan
Berdasarkan hasil autopsi yang pihaknya lakukan, kondisi lambung Raning Siartini kosong, namun penuh dengan air kencing.
Menurut Alit, hal ini bisa menandakan bahwa korban kemungkinan meninggal subuh atau dini hari.
Pihaknya juga mengaku mendapati ada luka memar pada kelopak mata kiri bagian atas dan bawah, luka memar dan lecet di leher yang menandakan pencekikan.
“Jenazah kami terima pukul 09.35 Wita. Dari hasil PL (pemeriksaan luar), bisa diperkirakan waktu kematiannya kurang dari 8 jam sebelum diperiksa,” kata dia.
Alit menjelaskan, usai dilakukan diautopsi rencananya jenazah akan diambil oleh pihak keluarga.
Sebelumnya, korban pembunuhan Raning Siartini ditemukan tewas bersimbah darah di kamar kosnya.
Korban diketahui sehari-sehari berdagang di sebuah warung makan di depan ruko lokasi kejadian perkara.
Menurut informasi yang Tribun Bali terima dari kepolisian, hasil pemeriksaan dari saksi-saksi.
Kejadian tersebut terjadi pada pukul 04.00 wita, namun sebelum kejadian korban sempat memberitahu anaknya TN (16).
Untuk membangunkan korban pukul 05.30 wita untuk bersiap berjualan, setelah itu korban tidur lagi.
"Sebelum kejadian korban memberitahu anaknya untuk membangunkannya, karena pagi kan dia berjualan," ujar sumber.