Sampah di Bali
JAYA Negara Tunggu Persetujuan Warga & Jro Bendesa, Penerapan PDU di TPST Kesiman Proses Sosialisasi
Sosialisasi ini penting dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat proses pengolahan sampah menggunakan sistem PDU.
Penulis: Putu Supartika | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM - Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Kesiman Kertalangu, Denpasar akan diubah menjadi Pusat Daur Ulang (PDU).
Untuk prosesnya, saat ini masih tengah dalam tahap sosialisasi kepada Bendesa dan masyarakat sekitar TPST. Sosialisasi dilakukan untuk meminta persetujuan mereka untuk kembali membuka TPST dengan konsep PDU.
Walikota Denpasar, IGN Jaya Negara, mengungkapkan, proses sosialisasi harusnya sudah dilakukan dari berapa minggu lalu. Namun, karena masih banyak kegiatan termasuk kegiatan CityNet, sosialisasi harus diundur.
Jaya Negara mengatakan, proses sosialisasi akan kembali dijadwalkan menyusul dengan waktu Bendesa Adat Kesiman. Sosialisasi ini penting dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat proses pengolahan sampah menggunakan sistem PDU.
Baca juga: AGUS Hilang Terseret Arus DAS Bilukpoh, Tim SAR Sisir Sungai hingga Pesisir Pantai Delod Berawah!
Baca juga: NASIB Tragis Supartiasa, Meninggal Setelah Dirawat 4 Hari, Tersengat Listrik Saat Pasang Kap Baja!
PDU yang akan diterapkan di TPST saat ini sama dengan di PDU Padang Sambian Kaja. Dimana proses pengolahan sampah non organik diolah menjadi paving blok sementara organik dijadikan pelet, magot hingga kompos.
Dan menurutnya, proses pengolahan sampah ini tidak berbau seperti sebelumnya. "Sosialisasi ini penting dilakukan untuk memberikan pemahaman terkait PDU dan meminta persetujuan jro Bendesa," kata Jaya Negara.
Pihaknya menambahkan, jika dalam sosialisasi menemukan titik terang dan disetujui, proses pengoperasian PDU bisa dipercepat. Sebab, alat yang disiapkan pemerintah sudah ada tinggal menunggu persetujuan warga dan jro Bendesa.
Menurut Jaya Negara, jika tidak diberikan izin maka proses PDU tidak akan bisa berjalan. "Kami masih mau bertanya apakah setuju atau tidak, kalau setuju kita lanjutkan ini kan pengolahannya dari pemerintah tidak menggunakan pihak ketiga, jadi kalau memang nanti menimbulkan bau atau kendala berimbas ke masyarakat bisa kita tutup langsung," imbuh Jaya Negara.
Berbeda dengan menggunakan pihak ketiga, proses penutupan cukup panjang karena dari aturan sebelum proses penghentian harus ada SP 1 SP 2 dan SP 3. "Seperti di tahura itu menggunakan pihak ketiga prosesnya berbeda," kata Jaya Negara.
Jika semua PDU berjalan ditambah dengan program PSEL bisa berjalan maka penanganan sampah bisa dilakukan maksimal. (sup)
| SAMPAH dari Sungai dan Drainase Capai 6 Ton Per Hari, Waspada Musim Hujan Melanda Bali |
|
|---|
| WUJUDKAN Bali Bersih, Putri Koster Paparkan Sistem Pengolahan Sampah Berbasis Sumber ke Selvi Gibran |
|
|---|
| WASPADA Sampah Kiriman Akhir Tahun, DPD RI Ingatkan Bali Sangat Rawan, Simak Penjelasannya! |
|
|---|
| Diproyeksi Olah Sampah 25 Ton Per Hari, Jembrana Bangun Hanggar Dukung Mesin RDF |
|
|---|
| Jembrana Bali Bangun Hanggar Dukung Mesin RDF, Mampu Olah Sampah Hingga 25 Ton Per Hari |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bali/foto/bank/originals/Kondisi-TPST-Kesiman-Kertalangu-yang-saat-ini-terbengkalai.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.