Memungkinkan Terserang Penyakit Jantung Lebih Kecil, Begini Caranya Mengelola Amarah
Amarah bisa disalurkan dengan cara yang sehat, bahkan dapat membuat kemungkinan terserang penyakit jantung lebih kecil.
TRIBUN-BALI.COM - Padatnya aktivitas harian membuat banyak orang sepertinya lebih mudah tersulut amarah. Mulai dari masalah di kantor, menghadapi kemacetan, perdebatan dengan kerabat, dan lainnya.
Meskipun amarah menjadi respons normal terhadap stres, menghabiskan waktu untuk marah-marah tentunya bisa menjadi kebiasaan yang destruktif.
Bukan rahasia bahwa membiarkan amarah meledak tidak hanya berdampak pada hubungan pribadi dan profesional, tetapi itu juga kesejahteraan kita.
Terus-menerus meluapkan rasa frustrasi dapat menyebabkan reaksi fisik dan emosional, termasuk tekanan darah tinggi dan kecemasan.
Namun, kita sebetulnya bisa belajar mengelola dan menyalurkan amarah tersebut secara konstruktif.
Sebuah studi pada 2010 menemukan bahwa amarah bisa disalurkan dengan cara yang sehat, bahkan dapat membuat kemungkinan terserang penyakit jantung lebih kecil.
Berikut tipsnya, seperti dilansir dari laman Healthline.
• Harmonisasikan Manusia dan Alam Semesta, Ritual Parisudha Bumi Saat Gerhana Matahari Cincin
• Inilah Alasan 12 Zodiak Terburu-buru untuk Jatuh Cinta, Cancer Ingin Melompat ke Jenjang Serius
1. Ambil napas panjang
Ketika marah, mudah rasanya untuk mengikuti irama napas yang memburu. Namun, mengikuti pola tersebut hanya akan membuat diri kita tetap ada pada mode marah.
Untuk melawannya, cobalah mengambil napas secara perlahan dan mendalam menggunakan perut, bukan dada.
Cara ini akan membuatmu lebih tenang. Selain itu, kamu juga bisa coba menemukan tempat nyaman untuk duduk, biarkan leher dan bahumu bersandar dengan nyaman.
Secara perlahan, ambillah napas panjang melalui hidung dan biarkan perut mengembang.
Lalu buang napas melalui mulut. Lakukan latihan ini tiga kali sehari selama 5 atau 10 menit sesuai yang dibutuhkan.
2. Mengucapkan mantra menenangkan
Mengulang-ulang frasa yang menenangkan bisa membuat kita lebih mudah melepaskan emosi-emosi negatif, seperti amarah dan frustrasi.