Musim Hujan Tiba, Beberapa Wilayah Bali Berpotensi Tinggi Alami Tanah Longsor
Memasuki musim penghujan, wilayah Bali nampaknya dihantui dengan berbagai macam jenis bencana.
Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Tanah longsor yang disebabkan oleh alam antara lain karena adanya hujan, lereng yang terlalu terjal, tanah kurang padat dan tebal, batuan kurang kompak atau kuat.
• Sering Dianggap Membuat Bodoh, WHO Klaim Micin Bukan Zat Berbahaya
• Doa Adi Parwa untuk Pemain Lokal Bali yang Masih di Bali United, Jangan Cedera dan Sukses Selalu
Bisa juga dilihat dari jenis tata lahan, akibat erosi tanah, adanya getaran, dan terdapat beban tambahan atau timbunan pada tebing.
Sementara itu, tanah longsor yang disebabkan karena ulah manusia karena adanya pemotongan lereng yang terlalu terjal, penimbunan tanah urugan di daerah lereng dan penggundulan hutan.
Selain itu juga bisa disebabkan karena masyarakat melakukan budidaya kolam ikan di atas lereng, adanya sistem pertanian yang tidak memperhatikan irigasi yang aman dan sistem drainase daerah lereng yang tidak baik.
Namun Ari Candhana mengatakan, adanya tanah longsor selama ini lebih banyak dipicu oleh ulah manusia.
"Seringkali masyarakat mengubah kontur alam sehingga menjadi tidak seimbang," sesalnya.
• Bali Jadi Provinsi Terbanyak Kelima Ditemukannya HIV/AIDS, Jumlahnya Mencapai 22.034 Kasus
Dirinya pun memberikan imbauan kepada masyarakat agar tidak mencetak sawah dan membuat kolam pada lereng bagian atas di dekat pemukiman.
"Buatlah terasering pada lereng yang terjal bila membangun pemukiman, segera menutup keretakan tanah dan dipadatkan agar air tidak masuk ke dalam tanah melalui retakan," kata dia.
Selain itu, ia juga mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan penggalian di bawah lereng terjal, tidak menebang pohon di lereng, tidak membangun rumah di bawah tebing serta tidak mendirikan pemukiman di bawah lereng yang terjal. (*)