Kasus Pencurian Sapi di Jembrana Didalangi 2 orang, Fauzi Mengaku Jual Sapi Per Ekor 6 Juta
Kasus Pencurian Sapi di Jembrana Ternyata Didalangi 2 orang, Fauzi Ngaku Jual Sapi Per Ekor 6 Juta
Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Kasus pencurian sapi di Jembrana,Bali ternyata didalangi dua orang tersangka pencurian pakan ternak, yang ditangkap warga di Desa Pengeragoan Kecamatan Pekutatan, 22 Desember lalu.
Bahkan, hampir 30 lebih sapi yang sudah mereka curi.
Seorang tersangka M Fauzi alias Bajil mengaku bahwa seekor sapi yang ia curi dijual ke penadah Markus alias Marko sebesar Rp 6 juta.
Ia menghasilkan sudah hampir Rp 200 juta dari pencurian sapi tersebut.
• Kasus Menonjol di Tahun 2019 yang Ditangani Polres Jembrana, Kasus Narkotika Hingga Sapi Ternak
• Geram dan Hajar Terduga Pelaku, Sebelum Pakan Ternak, Warga Pernah Kehilangan Enam Sapi
Bajil kepada awak media mengaku, bahwa selama 2019 ini ia melakukan pencurian tersebut.
Satu ekor sapi indukan itu dijual seharga Rp 6 juta.
Dan diakuinya semua dijual ke Marko.
Ia dan Nurul Hadi mencuri dengan menggunakan truk kemudian menjualnya ke penadah di Situbondo.
"Kalau satu ekor Rp 6 juta dijual. Itu kalau gemuk. Sekitar 4 sampai 6 juta pokoknya," ungkapnya, Selasa (31/12/2109) di Mapolres Jembrana.
Kasatreskrim Polres Jembrana, AKP Yogie Pramagita menyebut tersangka dan penadah merupakan satu kelompok jaringan.
Mereka melakukan aksinya hampir di seluruh wilayah Bali. Modusnya, dari jawa membawa barang ke Jawa dan Lombok NTB.
Pada saat jalan atau pulang, ketika ada peluang maka mereka menaikkan sapi-sapi di pinggir jalan.
Ada 12 TKP di seluruh Bali. Sembilan TKP di Jembrana dan 3 TKP di beberapa daerah sepeti Tabanan Gianyar dan Klungkung.
"Sekali mengambil ada 3 hingga lima sapi. Ada peluang mencuri maka memberhentikan truk di pinggir jalan," jelasnya.
Yogie menambahkan, bahwa untuk mengelabui polisi dan petugas di Gilimanuk,Bali mereka menaikkan sapi itu kemudian menutup bak truk dengan terpal.
Sehingga, tidak akan diketahui bahwa yang dibawa adalah sapi curian.
"Jadi petugas kan mengira kosong," ungkapnya.
Fauzi juga mengakui bahwa modus itu dilakukan seperti itu.
Ia selalu mencuri dengan komplotannya, ketika sudah mengirim sembako dari NTB atau di daerah Tabanan Klungkung dan Gianyar. (*).