Ini yang Harus Dilakukan Orang Tua Saat Kakak dan Adik Sering Berkelahi
Kakak beradik tak selamanya akur. Ada kalanya keduanya berselisih karena berebut barang, merasa tak diperlakukan dengan adil, atau hanya berebut
TRIBUN-BALI.COM— Kakak beradik tak selamanya akur. Ada kalanya keduanya berselisih karena berebut barang, merasa tak diperlakukan dengan adil, atau hanya berebut tempat di pangkuan ibu.
Hal ini sangatlah wajar mengingat kakak dan adik kandung pun memiliki karakter yang berbeda.
"Itu normal, setiap hubungan manusia memiliki konflik karena itu adalah dua individu dengan kebutuhan yang berbeda,” kata Laura Markham, Ph.D., seorang psikolog yang berbasis di Manhattan dan penulis “Peaceful Parent, Happy Siblings.
” Tetapi fakta bahwa konflik saudara adalah normal bukan berarti kita sebagai orangtua akan terus berpura-pura tidak mendengarkan anak-anak yang berteriak satu sama lain. Ada langkah-langkah yang dapat kita ambil untuk mencegah konflik sebelum itu terjadi, bahkan membantu anak-anak menyelesaikan perselisihan sendiri.
1. Persiapkan anak untuk kedatangan saudara baru
Jika Anda sedang menanti kelahiran si anak nomor dua atau tiga, ada baiknya untuk berbicara dengan anak tertua tentang saudara kandung yang akan lahir.
Cara kita berbicara tentang adik yang akan lahir dapat membantu si kakak memiliki hubungan lebih kuat dan lebih mencintai saudara-saudaranya.
Ajak si kakak membicarakan calon adiknya dalam cara yang paling sederhana. Misalnya berandai-andai sedang apa ya si adik di dalam sana?
• Banjir di Sejumlah Daerah, Kemendagri Minta Seluruh Aparatur Pemda dan Masyarakat Saling Membantu
• Bali Dipersilakan Gunakan KUR Pertanian Rp 1 Triliun, Kementerian Dukung Penerapan Sistem Organik
Atau, apa ya makanan kesukaannya nanti?
“Bicarakan bayi sebagai orang yang memiliki keinginan dan kebutuhan," saran Holly Recchia, Ph.D., seorang psikolog di Concordia University di Montreal yang mempelajari bagaimana hubungan membentuk perkembangan sosial dan moral anak-anak.
Dalam sebuah studi tahun 2017, para peneliti di University of Michigan dan University of Toronto menemukan bahwa ketika anak-anak kecil dapat lebih memahami perasaan dan kebutuhan orang lain - yang dikenal sebagai memiliki teori keterampilan pikiran yang lebih baik - mereka bermain lebih baik dengan saudara mereka di kemudian hari.
Susan McHale, Ph.D., seorang psikolog perkembangan di Pennsylvania State University. menjelaskan bahwa orangtua juga perlu memberi pengertian tentang apa yang akan terjadi ketika bayi lahir.
Pastikan anak mengerti bahwa ia tidak akan memiliki teman bermain dengan instan dan bahwa ia harus bersikap lembut dan sabar.
Mungkin dia bisa diajak berlatih dengan boneka.
Beri tahu si kakak bagian mana dari tubuh bayi yang bisa sentuh. Ajarkan pada kakak untuk tidak menyentuh wajah atau kepala dan tentunya dengan sentuhan yang lembut.
• Bukan Banjir Seperti Jakarta, Ini Potensi Bencana yang Mengancam Bali di Tahun 2020
• Cuaca Ekstrem Landa Bali, Pos Polisi di Kuta Tertimpa Pohon Tumbang, Begini Penjelasan BMKG Denpasar