Perang Dunia III Menggema Pasca AS Bunuh Soleimani, Prancis: Dunia Jadi Tempat yang Lebih Berbahaya
Pasca-pembunuhan Qasem Soleimani oleh serangan drone Amerika Serikat, kini menggema Perang Dunia III.
Sumber keamanan menerangkan, serangan itu menargetkan konvoi paramiliter Hashed al-Shaabi, dengan delapan orang tewas, termasuk Qasem Soleimani.
Selain Qasem Soleimani, Hashed al-Shaabi mengonfirmasi bahwa pemimpin mereka, Abu Mahdi al-Muhandis juga tewas, dengan serangan dilakukan helikopter AS.
Serangan itu terjadi 3 hari setelah massa yang merupakan pendukung Hashed menyerbut Kedutaan Besar AS di Baghdad.
Aksi protes berujung kerusuhan tersebut terjadi setelah Pentagon menggelar serangan udara yang menewaskan 25 orang anggota Hashed.
Serangan yang terjadi Minggu (29/12/2019) itu disebut Washington merupakan balasan atas serangan roket yang menewaskan kontraktor sipil itu.
Merespon kematian Qasem Soleimani, warganet di Twitter menggaungkan topik "WWIII", "World War 3" dan"#worldwar3" atau Perang Dunia III.
Topik tersebut menduduki topik teratas trending topic Twitter di Indonesia.
Balas Dendam
Eks komandan Garda Revolusi Iran menyatakan, mereka bakal balas dendam setelah jenderal top Qasem Soleimani tewas diserang AS.
Mantan kepala Garda Revolusi Mohsen Rezai, langsung merespons kematian Soleimani di Twitter.
"Qasem Soleimani menjadi martir. Kami jelas akan melakukan balas dendam secara mengerikan terhadap AS," ancam Rezai yang kini Ketua Dewan Kemanfaatan Iran.
Badan keamanan Iran langsung menggelar pertemuan darurat untuk membahas kematian jenderal yang dikenal berpengaruh itu.
"Dalam beberapa jam ke depan, Dewan Keamann Nasional Tertinggi akan bertemu untuk mendiskusikan serangan mematikan terhadap Jenderal Qasem Soleimani," ujar juru bicara Keyvan Khosravi.
Sejumlah pejabat Iran, termasuk pemimpin tertingginya, juga bersumpah balas dendam.
Dalam kicauan di akun Twitter, Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei mengumumkan 3 hari berkabung atas kematian Qasem Soleimani.