Perang Dunia III Menggema Pasca AS Bunuh Soleimani, Prancis: Dunia Jadi Tempat yang Lebih Berbahaya
Pasca-pembunuhan Qasem Soleimani oleh serangan drone Amerika Serikat, kini menggema Perang Dunia III.
Montchalin mengatakan, yang mereka inginkan adalah melakuakn de-eskalasi ketegangan sekaligus mencapai stabilitas.
Dia menyatakan, segala upaya yang dilakukan Prancis adalah bertujuan membentuk perdamaian, atau paling tidak, stabilitas di dunia.
"Peran kami adalah tidak memihak salah satu kubu, namun membuat dialog dengan semua pihak yang berkepentingan," kata Montchalin.
Di China, juru bicara kementerian luar negeri Geng Shuang berkata, negaranya menentang penggunaan kekerasan dalam relasi internasional.
"Kami mendesak semua pihak, terutama AS, untuk tetap tenang dan tidak membuat suasana panas yang semakin memperunyam keadaan. Kedaulatan, kemerdekaan, dan wilayah yang ada di Irak haruslah mendapat penghormatan," ucap Geng dalam konferensi pers.
Sebelumnya, AS melalui Pentagon mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut, yang diperintahkan oleh Presiden Donald Trump.
Dikatakan bahwa serangan tersebut dilakukan karena Soleimani dan Pasukan Quds yang dia pimpin bertanggung jawab atas kematian ratusan warga AS.
Selain itu, Pentagon mengklaim perwira tinggi bintang dua itu mendalangi berbagai aksi kekerasan yang terjadi di Timur Tengah.
Satu di antaranya adalah serangan roket yang menewaskan seorang kontraktor sipil AS di Kirkuk pada Jumat pekan lalu (27/12/2019).
Karena kematian kontraktor itu, Washington memerintahkan serangan udara terhadap Hashed al-Shaabi pada Minggu (29/12/2019).
Serangan itu menewaskan sekitar 25 orang, yang dibalas dengan aksi protes dari massa pendukung Hashed di Kedutaan Besar AS di Baghdad. (*)