Serangan Iran ke Amerika Serikat

Puluhan Rudal Dinamai 'Martir Soleimani' Hujani Markas AS di Irak, Washington Siapkan langkah Ini

Sumber keamanan kepada AFP mengungkapkan, serangan itu terjadi dalam tiga gelombang selepas tengah malam waktu setempat.

Editor: Rizki Laelani
twitter@timesofgaza
Sejumlah rudal balistik Iran meluncur menuju sasaran tembak pangkalan militer AS di Irak. 

Puluhan Rudal Dinamai 'Martir Soleimani' Hujani Markas AS di Irak, Washington Siapkan langkah Ini

TRIBUN-BALI.COM, TEHERAN - Iran melalui Garda Revolusi menyatakan,mereka menghujani markas pasukan AS dan sekutunya di Irak dengan "puluhan rudal".

Operasi itu dikatakan merupakan pembalasan atas pembunuhan Jenderal Qasem Soleimani oleh AS pada Jumat pekan lalu (3/1/2020). Dilansir Sky News Rabu (8/1/2020), "puluhan rudal" itu ditembakkan Divisi Luar Angkasa Garda Revolusi Iran, dan dinamai "Martir Soleimani".

Sumber keamanan kepada AFP mengungkapkan, serangan itu terjadi dalam tiga gelombang selepas tengah malam waktu setempat.

Setidaknya sumber itu menghitung ada sembilan rudal yang menghantam markas pasukan AS di Ain al-Assad, barat Irak.

Konflik Iran-AS Memanas, Kemenlu Keluarkan 7 Poin Imbauan untuk WNI, Ini Nomor yang Bisa Dihubungi

Perbedaan Kekuatan Militer AS dan Iran Mulai dari Jumlah Personel dan Anggaran

Garda Revolusi Iran Sebut Serangan 10 Rudal sebagai Aksi Balas Dendam ke AS, Begini Respon Pentagon

Sementara Pentagon menerangkan serangan juga terjadi di instalasi yang menampung koalisi internasional pimpinan AS di Arbil.

Asisten Menteri Pertahanan untuk Urusan Publik, Jonathan Hoffman, menyatakan rudal itu ditembakkan pukul 17.30 waktu AS pada Selasa (7/1/2020).

"Sudah jelas bahwa serangan tersebut berasal dari Iran, dan menargetkan dua pangkalan militer Irak di al-Assad dan Arbil," ujarnya.

Dalam keterangan terpisah, Gedung Putih memaparkan Presiden Donald Trump sudah diberi tahu dan memantau perkembangannya.

Hoffman melanjutkan, saat ini fokus Pentagon adalah menaksir kerusakan yang terjadi akibat serangan rudal di dua markas tersebut.

Dia menerangkan, Washington bakal mengambil langkah yang diperlukan untuk melindungi kepentingan AS dan sekutunya di Timur Tengah.

Disebutkan bahwa pangkalan tersebut sudah memprediksi ada serangan tersebut, dan bersiap selama "berhari-hari".

Dalam keterangannya, Garda Revolusi menyatakan mereka menjanjikan "respons yang lebih menghancurkan" jika AS melancarkan balasan.

Sementara jaringan milisi Hashed al-Shaabi juga mengeluarkan pernyataan bahwa mereka siap membalaskan kematian Soleimani.

"Marinir AS harus kembali ke markas mereka untuk membuat peti mati," koar Akram al-Kaabi, Kepala Harakat al-Nujaba.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved