Museum Arak Bali Senilai Ratusan Juta Bakal Dibangun di Karangasem, Pengunjung Dapat Oleh-oleh

Pembangunan museum arak di Karangasem nanti rencananya memakai dana desa tahun 2020.

Penulis: Saiful Rohim | Editor: Huda Miftachul Huda
Tribun Bali/I Wayan Erwin Widyaswara
Seorang petani arak warga Desa Tri Eka Bhuana sedang menjelaskan tahapan-tahapan dalam proses pembuatan arak Bali, Minggu (17/2/2019) sore. 

TRIBUN-BALI.COM-KARANGASEM- Untuk pertamakalinya museum arak bakal dibangun di Bali, tepatnya di Desa Tri Eka Buana, Kecamatan Sidemen, Karangasem, Bali.

Museum ini menghabiskan anggaran ratusan juta rupiah.

Desa Tri Eka Buana, Kecamatan Sidemen akan membangun museum arak pertengahan tahun 2020.

Lokasinya sekitar desa Tri Eka Buana, atas dorongan masyarakt  sekitar.

Pembangunan museum rencana memakai dana desa tahun 2020.

Nominalnya diperkirakn sekitar Rp 224 juta. 

Sudah Ada 2 Koperasi Arak di Bali, Pemprov Bali Dorong Arak Bali Dapat Dipasarkan di Hotel

Tetap Jual Arak Meskipun Ratusan Kali Kena Razia, Begini Kisah Wayan Odah

Perbekel Tri Eka Buana, Ketut Derka menjelaskan, museum arak dibangun setelah dana desa turun.

Pembangunan dilakukan secara brtahap sesuai master plan museum.

Nantinya akan dibangun rumah arak dahulu.

Sedangkan hotel dan panggung untuk mentaskan tarian, restaurant, dibangun tahun  mendatang di komplek museum ini. 

"Pembangunan ini dilakukn secara bertahap. Masyarakat antusias dengaan terobosan desa, dan akan berdampak terhadap perekonomian warga di sekitar," kata Ketut Derka saat dihubungi Tribun Bali, Kamis (9/1/2020).

Yang dipamerkan dalam museum tersebut yakni proses pembuataan arak.

Mulai dari memanjat pohon kelapa hingga turun, dan pembuatan arak sekitar museum. Wisatawan yang akan berkunjung ke museum akan diberikaan sebuah kenangan berupa minuman arak yang sudah dikemas dengan botol.  

Derka  mengungkapkaan, pembangunan museum diltarbelakangi beberapa  faktor. Pertama untuk melestarikan adat istiadat budaya terutama proses pembuatan minumaan tradisional, arak.

Mengingat sejarah arak di Tri Eka Buana memiliki kaitan kuat dengan beberapa adat istiadat sekitar Pulau Bali.

"Arak pertama kali ditemukan di Karangasem yakni di Desa Tri Eka Buana. Leluhur kami yang pertama temukan. Karena arak itu ada kaitan dengan budaya, dan banyak warga sekitar Tri Eka Buana yang bekerja menjadi petani arak. Kalau nggak salah hampir 90 persen,"akui Derka, pria asli Tri Eka Buana.

Kemenperin Setujui Produksi dan Pemasaran Arak Bali, Koster: Jadi Arak Mau Kita Galakkan

Rancangan Pergub Tentang Arak Bali Disebut Bukan untuk Legalkan Arak, Tapi Soal Ini

Alasan kedua karena banyak wisatawan yang berkunjung ke Tri Eka Buana.

Mereka datang hanya untuk lihat proses pembuatan arak.

Perbulan bisa mencapai 50 orang  wisatawan daatang ke Tri Eka Buana.

"Karena alasan ini kami berinisiatif membangun museum atau rumah arak,"taambah Derka.

Pihaknya berencana mengajukan bantuan ke Provinsi, seperti bansos dan CSR, untuk pembangunan museum  arak.

Selain itu akan kerjasama dengan agen serta travel agar kunjungan wisatawan meningkat tiap hari.

Pengurus desa juga telah mempromosikan melalui medsos, seperti FB dan youtube.

"Melalui promosi banyak wisatawan  datang beli arak ke Desa Tri Eka Buana. Semoga pembangunan museum berjalan lancar, tidak ada hambatan. Melalui terobosan ini ekonomi warga di sekitar bisa tumbuh dan berkembang dibanding sebelumnya," harapnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved