Dua Kandungan Ini Disebut Paling Mematikan dalam Bisa Ular

Terlebih jika ular tersebut mempunyai racun dalam gigitannya maka bisa saja menyebabkan kematian

Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Aloisius H Manggol
Wikipedia
Ular taipan darat 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Ular sebagai salah satu hewan yang ditakuti oleh sebagian besar masyarakat. Wajar saja karena binatang satu ini memang cukup berbahaya jika keberadaannya merasa terganggu.

Terlebih jika ular tersebut mempunyai racun dalam gigitannya maka bisa saja menyebabkan kematian.

Dekan Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Udayana (Unud) I Nengah Kerta Besung mengatakan, sebenarnya terdapat berbagai kandungan dalam bisa ular.

Namun racun yang paling berbahaya biasanya hanya dua yakni neurotoksin yang membahayakan saraf dan kardiotoksin berbahaya pada jantung.

"Dua itu yang paling vital. Nah kemudian racun-racun yang lain sih ada, yang vital itu dua toksin terhadap saraf dan toksin terhadap jantung. Dua itu yang vital yang mematikan," jelasnya saat ditemui di ruang kerjanya di Kampus Unud Sudirman, Denpasar, Senin (13/1/2020).

Dirinya mengimbau, jika terdapat masyarakat yang kena gigitan ular berbisa, maka harus segera dibersihkan dengan air mengalir.

Guna mengurangi zat racun yang ada di dalam darah juga biasanya dikeluarkan beberapa tetes darah melalui aliran yang digigit.

Hal ini agar racun keluar bersama aliran darah dan meminimalkan racun yang tertinggal di dalam tubuh.

Selain itu harus dilakukan penghambatan peredaran darah dari sumber gigitan.

Misalnya jika seseorang kena gigitan ular di tangan, maka diupayakan agar pada lengan yang bersangkutan diikat sehingga aliran darah menjadi sedikit terhambat.

Hal ini guna memperlambat menyebarnya virus yang ada di dalam darah.

Yang penting, kata dia, seseorang yang menjadi korban gigitan ular harus mendapatkan pengobatan anti bisa ular, entah itu di tempat praktek dokter maupun rumah sakit.

Namun dirinya menjelaskan, karena racun ini bersifat toksin maka orang-orang tertentu bisa saja kebal terhadap racun ular.

Menurutnya, semakin tidak pernah seseorang kena racun tersebut maka semakin tidak tahan.

Hal itu dikarenakan tubuh menghasilkan perlawanan sehingga bisa kebal terhadap toksin tertentu.

Kerta Besung mengatakan, sering didengar bahwa orang-orang di suatu daerah yang rawan terhadap ular kebal dengan racun ular.

Hal itu dikarenakan tubuh mereka sudah mempunyai antinya terhadap racun yang bersangkutan.

"Karena sudah punya berarti tahan dia," kata dia. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved