Disebut Jelmaan Selendang Dang Hyang Nirartha, Ular Suci Tanah Lot 3 Kali Lebih Beracun dari Kobra
Made, nama pemangku adat yang bertugas hari itu bercerita bahwa ular ini dipercaya muncul sebagai jelmaan dari selendang seorang Bramana
Lalu Danghyang Nirartha mengubah selendang yang beliau kenakan menjadi ular-ular suci untuk menjaga Pura Tanah Lot.
Menurut Made, itu menjadi salah satu alasan kenapa ular ini memiliki ekor pipih seperti ujung sabuk.
Umat Hindu di Bali percaya, berdoa sembari mengelus ular suci di Tanah Lot ini bisa membuat doa mereka terkabul.
Banyak yang berdoa mendapat keselamatan, rezeki hingga ingin dikaruniai anak.
"Ya mereka banyak berdoa di sini sambil pegang ular suci, supaya terkabul. Salah satu bentuk kepercayaan sekaligus ikhtiar saja, tetap kita harus usaha, tapi berdoa pada yang Maha Kuasa juga perlu," ujarnya.
"Harus hati-hati. Niatnya juga tidak boleh buruk. Ular ini jinak, tidak akan mau menggigit manusia selama manusia berniat baik dan tidak bermaksud mengganggunya," lanjut Made.
Padahal menurut Made, ular suci di gua Tanah Lot ini sangat beracun.
Jauh lebih mematikan dari ular kobra.
Jika ditelusuri lebih lanjut, ular suci di Tanah Lot ini termasuk ke dalam jenis ular laut Banded Sea Krait.
Ular laut ini memang sangat berbisa dengan racun tiga kali lebih kuat dari jenis ular Kobra.
Banded sea krait dapat melumpuhkan korbannya hanya dengan sekali gigitan.
Namun ular laut banded sea krait juga tipe ular yang tenang serta tidak agresif kecuali diserang lebih dulu.
Wisatawan yang ingin berinteraksi langsung dengan ular suci ini harus memberi sedikit sumbangan sukarela yang digunakan untuk perawatan pura dan keperluan ibadah.
Selain itu, wisatawan juga harus selalu berada dalam pengawasan pawang agar tidak terjadi kecelakaan atau digigit oleh ular suci. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribun Travel dengan judul "Ular Suci di Tanah Lot Bali, Tiga Kali Lebih Beracun dari Kobra tapi Tak Mau Gigit Manusia"