Investasi Jembatan Kaca yang Akan Membentang dari Tegenungan ke Blangsinga Ditolak Warga

Investor asal Tingkok sempat melakukan pendekatan dengan warga Banjar Tegenungan, Desa Kemenuh, Sukawati, Gianyar, Bali untuk membuat objek wisata

Tribun Bali/I Nyoman Mahayasa
Foto : Situasi di objek wisata air terjun Tegenungan, Desa Kemenuh, Sukawati terlihat kondusif, Selasa (14/1/2020). Pengawasan Objek Air Terjun Ditingkatkan Antisipasi Bahaya Peningkatan Volume Air jelang musim penghujan. 

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR – Investor asal Tingkok sempat melakukan pendekatan dengan warga Banjar Tegenungan, Desa Kemenuh, Sukawati, Gianyar, Bali untuk membuat objek wisata jembatan kaca di kawasan Air Terjun Tegenungan.

Namun investasi senilai Rp 60 miliar tersebut mendapat penolakan warga, dengan mempertimbangkan kesucian pura.

Berdasarkan informasi dihimpun Tribun Bali, Minggu (19/1/2020), investor jembatan kaca asal Tiongkok ini sudah melakukan pendekatan, melalui musyawarah yang dihadiri oleh pihak desa dinas, desa adat dan investor.

Guru Kontrak Mulai Pakrimik Soal Gaji Awal Tahun Telat, Disdikpora Sebut Guru Tugasnya Ngajar  

Saksi di Jakarta Dua Kali Mangkir Dari Panggilan Polisi, Buntut Kasus Dugaan Penipuan CPNS

Bupati dan Wakil Bupati Jembrana Selesaikan Perbaikan Jalan Sepanjang 720 Kilometer Dalam 9 Tahun

Rencananya, jembatan kaca ini akan dibuat di atas ketinggian sekitar 80 meter dari dasar sungai.

Dalam hal ini, pihak investor menyatakan akan menggelontorkan dana sebesar Rp 60 miliar, untuk jembatan yang membentang dari Tegenungan ke Desa Blangsinga, Blahbatuh.

Namun masyarakat menolak, karena pertimbangan di bawahnya banyak terdapat tepat suci.

Warga tidak ingin keberadaan objek baru ini, menimbulkan polemik di kemudian hari.

Pertimbangan lain adalah warga tidak ingin mengembangkan wisata baru, yang berpotensi merusak alam.

Terkait Wacana 4 Hari Kerja per Minggu bagi PNS, Ini Untung Ruginya

Jembrana Mengusulkan Jadi Tuan Rumah Porprov Bali 2023

Diskominfosan Bangli Akan Pasang 10 CCTV Tahun ini, Jalur Culali Masuk Daftar Pemasangan

Lagipula, dengan kondisi objek yang ada saat ini, jumlah kunjungan yang datang ke objek ini relatif besar, yakni 1.200 orang per hari.

Perbekel Kemenuh, Dewa Nyoman Neka saat dikonfirmasi, membenarkan hal tersebut.

Menurut dia, penolakan terjadi saat paruman atau sosialisasi antara pihaknya, desa adat dan pihak investor.

“Alasan penolakannya, karena Desa Adat Tegenungan ingin mengembangkan wisata berbasis alam, tanpa merusak alam,” ujarnya.

Berbagai Sumber Air di Bali Tercemar, Pemerintah Dinilai Lalai dalam Penegakkan Aturan Lingkungan

Jelang Kontra Melbourne Victory, Mantan Pemain Bali United Marcos Flores Ucapkan Selamat Datang

Selain itu, di kawasan tersebut juga terdapat sejumlah kawasan suci, sehingga jembatan kaca itu akan mencemari tempat suci.

Pencemaran yang dimaksudkan, kata dia, wisatawan akan melangkah di atas tempat suci.

Belum lagi, tidak ada yang bisa memastikan wisatawan tersebut cuntaka atau tidak.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved