Antisipasai Penyakit ASF Dinas Pertanian dan Pangan Badung Langsung Lakukan Cek Lab
Sentra Ternak Banyak Keluhkan Babi Mati, Antisipasai Penyakit ASF Dinas Pertanian dan Pangan Badung Langsung Lakukan Cek Lab
Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Untuk data pasti jumlah kematian, pihaknya masih melakukan perekapan dari laporan-laporan yang telah masuk.
Untuk membandingkan antara jumlah populasi dengan tingkat kematian.
Hanya saja sebelum keluarnya hasil resmi dari Laboratorium Bali Besar Veteriner Denpasar pihaknya belum berani banyak berkomentar.
“Penyakit yang sering disebut virus flu babi Afrika ini ditemukan pada peternak babi di Sumatera Utara ini sampai sekarang belum ditemukan obatnya. Mudah-mudahan saja ASF tidak sampai masuk ke Bali, karena belum ditemukan obatnya,” ujarnya.
Sementara dikonfirmasi terpisah Ketua Gabungan Usaha Peternak Babi Indonesia (GUPBI) Bali Ketut Hari Suyasa mengakui bahwa dirinya sudah tahu terkait laporan para peternak di Badung.
Ia juga membenarkan beberapa minggu terakhir peternak di wilayah kecamatan Abiansemal dan Mengwi yang melaporkan kejadian tersebut.
"Ia di Badung memang ada beberapa peternak yang melaporkan babinya mati," jelasnya.
Hanya saja pihaknya tidak bisa memastikan penyebab matinya babi tersebut.
Lantaran hasil laboratorium yang dicek dengan mengambil sampel babi yang mati belum keluar.
Hanya saja yang jelas kata dia pemerintah Badung melalui bidang kesehatan hewan langsung turun kelapangan.
"Untuk penyebabnya belum belum bisa kita pastikan apakah penyebab kematian adalah ASF atau bukan," katanya.
Disinggung mengenai virus ASF tersebut, Pria asal Abiansemal, Badung itu belum berani berkomentar banyak, lantaran menunggu hasil lab keluar.
Meski demikian pihaknya mengaku dari pantau dan kondisi lapangan, matinya babi tersebut kemungkinan kecil terjangkit ASF.
"Sepengetahuan saya kalau terjangkit ASF, tingkat kematian babi bisa mencapai 100 persen. Namun ini (di Badung -red) tidak semuanya yang mati babinya," katanya
Lanjut ia mencontohkan, jika peternak memiliki 10 ekor minimal, terdapat 8 ekor yang mati berbarengan sisanya yang 2 ekor pasti akan mati juga.
Tapi yang terjadi di peternak Badung, dari 10 ekor ternak paling yang mati 1 hingga 2 ekor.
"Iya mudah-mudahan penyebab kematian bukanlah ASF," harap Heri
Hanya saja pihaknya meminta kepada peternak harus tetap waspada dengan menjaga kebersihan lingkungan pada kandang ternak.
"Tentu kita harus waspada, dan peternak harus meningkatkan kebersihan dan kesehatan hewan peliharaannya," ucapnya.(*)