Sponsored Content
Ketua DPRD Klungkung Kunjungi Anak Kurang Mampu, Tiga Bocah Dirawat Kakek Nenek Sudah Renta
Ketiganya ditinggal sang ibu yang menikah dengan orang lain, sementara sang ayah sejak seminggu lalu harus dirawat di RSJ Bangli karena mengalami gang
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, KLUNGKUNG - Tiga bocah asal Dusun Buayang, Desa Gunaksa, Klungkung menjadi korban keretakan rumah tangga orang tuanya.
Mereka terkesan telantar dan harus diasuh kakek dan neneknya yang sudah berusia lanjut.
Ketiganya ditinggal sang ibu yang menikah dengan orang lain, sementara sang ayah sejak seminggu lalu harus dirawat di RSJ Bangli karena mengalami gangguan jiwa.
Waktu menunjukan pukul 12.30 Wita, saat Ni Wayan Sudiarmi (13) baru saja tiba di rumahnya yang sangat sederhana di Dusun Buayang, Desa Gunaksa, Klungkung, Bali.
Masih menggenakan seragam sekolah, ia langsung menghampiri adiknya bungsunya Nyoman Sudiardini (7) yang sedang bermain di halaman rumah.
Sementara adiknya yang lain, Ni Kadek Sudiartini (10) masih berada di sekolah.
Mereka pun kaget, saat rombongan Ketua DPRD Klungkung AA Gde Anom menyambangi rumah mereka.
Gadis manis itu lalu menghampiri neneknya, Ni Nyoman Tarin (72) dan kakeknya, I Wayan Mundri (74) yang sedang berada di dapur.
Selama ini, keduanya lah yang merawat dan menyekolahkan ketiga anak tersebut.
Kondisi keduanya sangat memprihatinkan, sang nenek I Nyoman Tarin tidak dapat berbicara karena menderita kanker.
Bahkan tenggorokannya terpasang alat bantu medis, yang membuatnya sulit beraktivitas.
Saat batuk pun, sang nenek tampak memejamkan matanya dan menahan rasa sakit.
"Selama ini sepulang sekolah, saya bantu nenek membuat canang ceper untuk dijual di pasar," ungkap Ni Wayan Sudiarmi dengan polosnya.
Wayan Sudiarmi saat ini masih kelas VII di SMP 2 Dawan. Sementara kedua adiknya, Kadek Sudiartini masih kelas V dan si bungsu Nyoman Sudiardini masih kelas I di SD 3 Gunaksa.
Karena sang nenek sakit, hanya kakeknya I Wayan Mundri yang bekerja sorang diri.
Meski tubuhnya renta, ia tetap bekerja keras menggarap 50 are sawah untuk membesarkan tiga cucu kesayangannya.
"Meskipun sudah renta, apapun saya lakukan untuk membesarkan cucu saya. Sehari saya harus ada uang Rp 20 ribu untuk bekal ketiga cucu saya," ungkapnya lirih.
Nyoman Tarin lalu duduk dengan berlahan di teras dapur.
Jalannya sangat pelan, dan badannya pun membungkuk.
Ia lalu menceritakan, bagaimana polemik yang dihadapi ketiga cucunya hingga terkesan ditelantarkan kedua orang tuanya.
Ketiga cucunya ditinggal oleh sang ibu, untuk menikah dengan orang lain. Bahkan ibunya sangat jarang menemui ketiga anaknya tersebut.
"Kira-kira sekitar 7 kali ibunya ke sini melihat anaknya," ungkapnya.
Sementara ayah dari ketiga anak tersebut, I Wayan Muliastra (40), sudah seminggu dirawat karena mengalami gangguan jiwa.
Ia ditangkap Satpol PP karena sempat mengamuk di Pasar Badung.
"Sejak anak bungsunya (Nyoman Sudiardini) putus tali pusar, ayahnya mulai bingung-bingungan. Kadang kumat, kadang biasa. Saat ini sudah dirawat di RSJ di Bangli," ungkapnya.
Saat masih sehat, Wayan Muliastra mengais rezeki dengan menjadi tukang ojek.
Lalu sempat juga menjadi sopir truk, dan buruh angkut di Pasar Galiran. Termasuk sempat beternak babi.
"Karena anak saya (Wayan Muliastra) sakit, saya yang bekerja di sawah untuk sekedar memberi uang bekal cucu saya. Juga untuk makan sehari-hari. Jika tidak ada uang, saya pinjam ke kerabat," ujarnya.
Sementara Kadus Buayang, Desa Gunaksa, I Wayan Nati mengatakan, pihaknya sudah mengusulkan keluarga tersebut sebagai KK kurang mampu dan berhak menerima bantuan.
Terlebih setelah ayahnya tidak bisa bekerja, karena mengalami gangguan jiwa.
"Keluarga ini sudah masuk basis data terpadu," jelasnya.
Ketua DPRD Klungkung AA Gde Anom tampak terharu melihat perjuangan keluarga tersebut.
Ia sesekali mengusap kepala dari Ni Wayan Sudiarmi dan adik bungsunya Nyoman Sudiardini.
Ia bahkan berjanji akan menyisihkan biaya operasionalnya selaku Ketua Dewan senilai Rp 1 juta setiap bulannya, untuk bekal anak-anak tersebut setiap harinya.
Biaya operasional tersebut diberikan setiap bulan, selama AA Gde Anom menjabat sebagai Ketua DPRD Klungkung.
"Bantuan itu bukan atas nama saya sebagai AA Gde Anom, tapi atas jabatan saya sebagai Ketua DPRD Klungkung," ungkapnya.
Ia pun berharap agar dinas terkait, memberikan perhatian lebih terhadap anak-anak tersebut. (Adv/eka mita suputra).