Mengenal Lebih Dekat Drone Elang Hitam Inovasi BPPT dan Konsorsium Lokal
Mengenal Lebih Dekat Drone Elang Hitam Inovasi BPPT dan Konsorsium Lokal, Wahana yang Diyakini Mampu Terbang Tanpa Henti Hingga 30 Jam
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
"Proses perancangan dimulai dengan kegiatan preliminary design, basic design dengan pembuatan dua kali model terowongan angin dan hasil uji nya di tahun 2016 dan tahun 2018," jelas Hammam.
Setelah itu, kata Hammam, dilanjutkan dengan pembuatan engineering document and drawing tahun 2017 melalui anggaran dari Balitbang Kemhan dan BPPT.
Kemudian pada 2017, perjanjian bersama pun dibentuk dengan adanya Konsorsium Pesawat Terbang Tanpa Awak (PTTA MALE).
Anggotanya pun terdiri dari Kemhan RI yaitu Ditjen Pothan dan Balitbang, BPPT, TNI AU (Dislitbangau), Institut Teknologi Bandung/ITB (FTMD), BUMN melalui PT Dirgantara Indonesia (DI) serta PT LEN Industri.
• Tak Bikin Gagal Diet, 5 Menu Ini Bisa Dicoba untuk Sarapan
• Miskomunikasi, Lima Hydrant Akhirnya Nganggur di Bangli
Selanjutnya pada 2019, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) pun masuk sebagai anggota konsorsium tersebut.
Muaranya adalah pembangunan industri pertahanan, yang akan berdampak pada peningkatan pergerakan roda perekonomian nasional.
Catatan penting dalam semua proses ini adalah terkait kebijakan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) yang harus diposisikan sebagai kebijakan strategis.
Tentunya kebijakan ini harus dijalankan secara konsisten untuk menghasilkan teknologi kunci pendukung MALE seperti teknologi-teknologi Flight Control System yang mampu Auto Take-Off Auto Landing (ATOL), Mission System, Weapon-platform integration dan Teknologi Komposit, Radar SAR, Inertial Navigation System (INS), Electro-Optics Targeting System (EOTS) dan Guidance System.
Teknologi kunci itu tidak diberikan oleh negara maju, sehingga penguasaan di industri pendukung tentunya harus diupayakan sendiri.
Jika teknologi kunci tersebut sudah dikuasai, maka akan dapat di Spin Off untuk penerapan pada alutsista/alat peralatan pertahanan dan keamanan (Alpalhankam) lainnya yang strategis.
"BPPT sebagai lembaga kaji terap teknologi terus berupaya melakukan penguasaan teknologi. Inovasi Drone Elang Hitam ini layak menjadi titik lompatan Indonesia, menjadi negara yang memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) unggul, juga maju, mandiri dan berdaya saing, khususnya dalam bidang industri pertahanan," imbuhnya.
Terkait Performance PUNA tipe MALE:
Operational Radius : 250 km (LOS)
Ceiling : 7200 m
Endurance : up to 30 hours