Hasil Lab Babi Mati di Badung Belum Diketahui, Kadis Pertanian Minta Peternak Terapkan Bio Sekuriti

Hingga saat ini dinas pertanian Kabupaten Badung belum mengetahui hasil laboratorium dari Balai Besar Veteriner Denpasar terkait matinya babi

Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Irma Budiarti
Dok
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung I Wayan Wijana saat mengunjungi peternak babi di Kecamatan Abiansemal dan memberikan cairan pembasmi bakteri, Kamis (23/1/2020). Hasil Lab Babi Mati di Badung Belum Diketahui, Kadis Pertanian Minta Peternak Terapkan Bio Sekuriti 

Hasil Lab Babi Mati di Badung Belum Diketahui, Kadis Pertanian Minta Peternak Terapkan Bio Sekuriti

TRIBUN-BALI.COM, BADUNG - Hingga saat ini dinas pertanian Kabupaten Badung belum mengetahui hasil laboratorium dari Balai Besar Veteriner Denpasar terkait matinya babi di Kabupaten Badung.

Meski demikian, dinas setempat meminta agar peternak mengantisipasi meluasnya penyebaran penyakit tersebut.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung I Wayan Wijana mengatakan, pihaknya sudah turun ke lapangan terkait masalah peternak babi di Badung.

Guna mengantisipasi meluasnya penyebaran penyakit yang menyebabkan kematian ternak babi di beberapa daerah di Badung, masyarakat khususnya peternak diminta menerapkan bio sekuriti secara ketat.

"Iya, Kamis lalu saya didampingi Kabid Keswan Provinsi Bali, Kepala Balai Karantina dan Camat Abiansemal sempat turun meninjau peternak di Kecamatan Abiansemal. Sekaligus malaksanakan pertemuan dengan peternak babi di Badung," ungkapnya, Minggu (26/2/2020).

Wijana mengatakan, sejak adanya laporan kematian babi awal Januari 2020 lalu, pihaknya sudah menurunkan petugas untuk melakukan surveilans atau pemantauan.

Selain itu juga melakukan pendataan sekaligus melaksanakan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE).

"KIE sudah kami lakukan, yaitu suatu tindakan yang dilakukan oleh petugas kepada masyarakat, khususnya peternak, tentang bahaya penyakit babi yang sedang berjangkit. Termasuk cara-cara mencegah meluasnya penyebaran penyakit," bebernya.

Ia pun mengaku saat ini hasil laboratorium belum juga diketahui.

Pasalnya, sampel yang dikirim ke Balai Besar Veteriner Denpasar masih harus dikonfirmasi ke Balai Besar Veteriner Medan yang punya kewenangan menentukan jenis penyakit ini.

Meski demikian pihaknya mengaku penyakit tersebut cepat menular pada babi.

"Maka kami imbau kepada masyarakat untuk tetap tenang dan tidak resah, karena penyakit ini tidak menular kepada manusia, namun penyebarannya sangat cepat kepada ternak babi," kata Wijana.

Mantan Camat Kuta Selatan ini menjelaskan, satu-satunya cara untuk mencegah meluasnya penyebaran wabah ini adalah peternak babi harus menerapkan bio sekuriti dengan serius.

Bio sekuriti yang dimaksud yakni dengan menjaga kebersihan kandang, melakukan spraying dengan disinfektan, membatasi dengan ketat lalu lintas orang, termasuk hewan yang mudah terkontaminasi virus dalam kandang.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved