Hasil Lab Babi Mati di Badung Belum Diketahui, Kadis Pertanian Minta Peternak Terapkan Bio Sekuriti
Hingga saat ini dinas pertanian Kabupaten Badung belum mengetahui hasil laboratorium dari Balai Besar Veteriner Denpasar terkait matinya babi
Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Irma Budiarti
"Intinya kami imbau agar masyarakat tidak menggunakan pakan bekas limbah hotel atau restoran, karena diduga menjadi pemicu munculnya wabah ini. Selain itu dalam memusnahkan babi yang sudah mati, tolong dilakukan dengan cara dibakar atau dikubur, jangan sampai dibuang seenaknya hingga mencemari lingkungan dan bisa menyebarkan virus," katanya.
Mengingat sebentar lagi Hari Raya Galungan dan Kuningan, pihaknya akan terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat melalui aparat desa/kelurahan, desa adat termasuk akan memberikan pembinaan kepada tukang potong karena mereka juga berperan besar dalam memutus mata rantai penyebaran penyakit ini.
Dikonfirmasi terpisah, Kabid Keswan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung I Gde Asrama membenarkan hasil laboratorium belum diketahui hingga saat ini.
Pasalnya hasil laporan tersebut harus dikonfirmasi ke medan.
"Karena yang konfirmasi harus ke Medan dari Balai Besar Veteriner Denpasar, makanya kami belum menerima hasil. Namun nanti saya minta informasi ke Balai Besar Veteriner Denpasar," jelasnya.
Disinggung apakah ada penambahan babi yang mati di Badung, pihaknya belum berani memastikan.
Pasalnya tim di lapangan belum melakukan pelaporan.
"Kemarin karena libur jadi pendataan belum maksimal. Mungkin besok akan dilaporkan," pungkasnya.
Untuk diketahui, di Kabupaten Badung sentra ternak babi hanya ada di wilayah Kecamatan Mengwi dan Abiansemal yang jumlahnya mencapai 30 setra ternak.
Di Kecamatan Mengwi tercatat ada sebanyak 14 sentra dan Abiansemal sebanyak 16 sentra, dengan jumlah pemeliharaan sebanyak 100 ekor lebih.
Selain sentra ternak, ada sebanyak 300 lebih warga Badung yang memelihara babi.
Dari catatan Dinas Pertanian sebelumnya, ada sebanyak 20 peternak yang mengeluhkan penyakit babi tersebut, dengan kepemilikan yang bervariasi.
(*)