Waspada Virus Corona di Bali

Selain Virus Corona, Ini 7 Virus Mematikan yang Pernah Menghantui Manusia di Seluruh Dunia

Selain virus corona, berikut adalah 7 virus mematikan yang pernah dikenal manusia sebagaimana dirangkum dari berbagai sumber:

Penulis: Widyartha Suryawan | Editor: Eviera Paramita Sandi
pixabay.com
Ilustrasi dokter - Selain virus corona, ada 7 virus mematikan lainnya yang pernah dikenal manusia. 

TRIBUN-BALI.COM - Kemunculan virus corona di China yang menyebar dengan cepat ke sejumlah negara telah menambah deretan penyakit mematikan yang menghantui manusia di seluruh dunia.

Dilansir dari Live Science, manusia telah berjuang melawan virus bahkan sejak sebelum spesies kita berevolusi menjadi bentuk modernnya.

Selain virus corona, berikut adalah 7 virus mematikan yang pernah dikenal manusia sebagaimana dirangkum dari berbagai sumber:

1. Virus ebola
Wabah Ebola pertama yang diketahui pada manusia menyerang secara bersamaan di Sudan dan Republik Demokratik Kongo pada tahun 1976.

Ebola menyebar melalui kontak dengan darah atau cairan tubuh lainnya, atau jaringan dari orang atau hewan yang terinfeksi.

Menurut WHO, wabah ebola sejak 2014 di Afrika Barat disebut-sebut menjadi wabah penyakit terbesar dan paling kompleks hingga saat ini.

2. Rabies
Meskipun ada vaksin rabies untuk hewan peliharaan, yang diperkenalkan pada 1920-an, penyakit ini tetap menjadi masalah serius beberapa negara.

Bila seseorang digigit hewan yang telah terinveksi rabies, ia harus segera mendapat vaksin antirabies dan ditangani secara intensif.

Jika terlambat mendapat pertolongan, maka sangat besar kemungkinan akan membuat seseorang meninggal dunia.

Virus ini dapat menghancurkan otak dan sangat berbahaya, bahkan mematikan.

3. HIV
Di dunia modern, virus yang paling mematikan dari semuanya mungkin adalah HIV.

HIV disebut-sebut sebagai penyakit menular yang memakan korban terbesar umat manusia saat ini.

Diperkirakan 36 juta orang telah meninggal karena HIV sejak penyakit ini pertama kali diakui pada awal 1980-an.

Menurut WHO, hampir 1 dari setiap 20 orang dewasa di Afrika Sub-Sahara adalah HIV-positif.

4. Cacar
Pada tahun 1980, World Health Assembly menyatakan dunia bebas dari cacar.

Tetapi sebelum itu, manusia berjuang melawan cacar selama ribuan tahun, dan penyakit ini membunuh sekitar 1 dari 3 orang yang terinfeksi.

Itu membuat korban selamat dengan bekas luka yang dalam dan permanen dan, seringkali, kebutaan.

Sejarawan memperkirakan 90 persen populasi asli Amerika meninggal karena cacar yang diperkenalkan oleh penjelajah Eropa.

Pada abad ke-20 saja, cacar menewaskan 300 juta orang.

5. Hantavirus
Hantavirus pulmonary syndrome (HPS) pertama kali mendapat perhatian luas di Amerika Serikat pada tahun 1993.

Ketika itu, seorang lelaki muda Navajo yang sehat dan tunangannya yang tinggal di daerah Four Corners Amerika Serikat meninggal dalam beberapa hari karena sesak napas.

Beberapa bulan kemudian, otoritas kesehatan mengisolasi hantavirus dari tikus rusa yang tinggal di rumah salah satu orang yang terinfeksi.

Virus ini tidak ditularkan dari satu orang ke orang lain, melainkan orang yang tertular penyakit ini dari paparan kotoran tikus yang terinfeksi.

6. Influenza
Menurut WHO, selama musim flu biasa, 500.000 orang di seluruh dunia akan meninggal karena penyakit itu.

Tetapi kadang-kadang, ketika strain flu baru muncul, pandemi terjadi dengan penyebaran penyakit yang lebih cepat dengan tingkat kematian yang lebih tinggi.

Pandemik flu paling mematikan, kadang-kadang disebut flu Spanyol, pertama kali dikenal tahun 1918 dan telah menewaskan sekitar 50 juta orang.

7. Virus dengue
Virus dengue pertama kali muncul pada 1950-an di Filipina dan Thailand, dan sejak itu menyebar ke seluruh wilayah tropis dan subtropis di dunia.

Hingga 40 persen dari populasi dunia sekarang tinggal di daerah-daerah di mana demam berdarah adalah endemik, dan penyakit - dengan nyamuk yang membawanya - kemungkinan akan menyebar lebih jauh ketika dunia menghangat.

Menurut WHO, dengue membuat sakit 50 hingga 100 juta orang per tahun.

Meskipun tingkat kematian untuk demam berdarah lebih rendah daripada beberapa virus lain, virus dapat menyebabkan penyakit seperti Ebola yang disebut demam berdarah dengue, dan kondisi itu memiliki tingkat kematian 20 persen jika tidak diobati. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved