Berulangkali Disodomi, Wanita Lumajang Baru Lapor Jadi Korban Perkosaan Ketut S, Alasan Ternyata
Wanita asal Lumajang berusia 32 tahun berinisial AS ini, menerangkan peristiwa terjadi sejak November hingga Desember 2019.
Penulis: eurazmy | Editor: Rizki Laelani
Selang hingga sebulan, korban hanya bisa memendam perlakuan bejat dan menahan rasa sakit di anusnya ini sendirian.
"Informasinya korban sudah sering di sodomi korban di kamar kosnya. Pelaku ancam korban agar tidak laporkan ke Polisi," bisik sumber.
Korban mengaku tidak berani melapor karena takut ancaman pelaku yang akan memukuli dirinya.
Tidak tahan, korban pun memberanikan diri untuk melaporkan korban kepada pihak berwajib.
• 24 Orang Termasuk BPN Diperiksa Terkait Kasus Penipuan Putri Raja Arab di Bali
• Fakta Baru Penipuan Putri Arab Saudi, Pelaku Ternyata Mantan Karyawannya Sendiri
• Sosok Orang Malang yang Mengaku Teman Kuliah Putri Raja Arab Diungkap Wayan Nama
Dampak Sodomi Bagi Pelaku dan Korban
Ketika membahas mengenai kasus pemerkosaan, topik mengenai dampak dari sisi medis menjadi perbincangan yang perlu disoroti.
Satu di antaranya jika pemerkosaan dilakukan melalui lubang anus atau yang dikenal dengan sodomi.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sodomi merupakan senggama antarmanusia yang terjadi secara anal, biasanya terjadi antarpria.
Pemerkosaan selain berdampak pada psikis korban, juga berdampak pada fisik.
Area yang paling terdampak dari senggama secara anal adalah anus dan rektum. Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SsPD-KGEH, MMB, FINASIM, FACP menjelaskan, anus atau dubur memang tidak dipersiapkan untuk menerima masuknya benda asing dari luar, termasuk penis.
Sehingga, masuknya benda asing secara paksa melalui dubur dan tanpa pelumas akan menyebabkan dinding anus dan bagian poros usus (rektum) rentan mengalami luka.
Ketika luka sudah timbul, maka area tersebut rentan mengalami infeksi.
"Ini (dubur) bukan tempat untuk senggama, tapi untuk BAB (buang air besar) keluar.
Feses sebelum dikeluarkan setiap pagi memang ditampung di situ."
"Ini sumbernya infeksi, kuman, jamur, bakteri, ada di sana." Hal itu diungkapkan Ari dalam sebuah seminar bertajuk Waspadai Kekerasan Seksual di Gedung Imeri FKUI Salemba, Jakarta Pusat, Jumat (10/1/2020).