Data Terbaru 888 Babi Mati Mendadak di Seluruh Bali, Tertinggi di Badung dan Tabanan
Jumlah kematian babi mendadak di Bali akibat penyakit menular pada babi yang disebabkan virus terus bertambah
Penulis: Wema Satya Dinata | Editor: Irma Budiarti
“Jadi secara klinis hasil pemantauan staf kami di lapangan menunjukkan gejala klinis penyakit babi, baik Hog cholera, salmonella, ASF. Jenisnya mirip-mirip cuman agar lebih pasti kita harus konfirmasi secara laboratorium,” tutur Nata.
Pihaknya hingga kini masih menunggu hasilnya.
Hasil pengujian akan diumumkan pihak kementerian.
Itupun kalau hasilnya memang positif ASF karena ada SKnya, tetapi kalau hasilnya negatif maka tidak perlu diumumkan.
Sementara itu, upaya pencegahan meluasnya virus tersebut terus dilakukan yakni dengan penanganan yang sama seperti kasus wabah.
“Yang jelas penyakit itu disebabkan oleh virus. Penyebarannya cukup cepat sehingga penanganannya seperti wabah,” jelasnya.
Saat ini yang menjadi rujukan harus dilakukan adalah dengan bio security, pengetatan lalu Lintas perdaganagan dan pemberian pakan dari sumber yang jelas
Menurutnya, kasus kematian babi ini umumnya terjadi pada peternakan-peternakan yang bio security-nya rendah, sehingga dari sisi teknis tidak salah penularan penyakit itu ke tempat itu.
Sedangkan pada peternakan yang bio security-nya baik di beberapa perusahaan hampir tidak ada masalah, sehingga stok babi untuk Hari Raya Galungan nanti dipastikan aman karena masih banyak babi yang bisa diselamatkan.
• Babi Mati Mendadak di Badung Terus Bertambah, 564 Ekor Hingga Akhir Januari 2020
• Dinas Peternakan Akan Semprot Disinfektan di Kandang Babi, Masih Tunggu Hasil Lab Babi Mati di Bali
Sebelumnya, Nata mengaku sempat menghadiri rapat koordinasi teknis peternakan dan pertanian di Kementerian Pertanian RI, Jakarta.
Di sela-sela pertemuan juga didiskusikan terkait kasus kematian babi ini.
Serta langkah apa yang ke depan harus dilakukan karena penyakit ini belum ada vaksinnya.
Penyakit ini hanya bisa ditangani dengan bio security dan menghindari pemberian pakan dari sumber-sumber yang sudah terkontaminasi.
Hasil dari Jakarta mendapat fasilitas bio disinfektan dalam jumlah yang cukup yaitu untuk 5 ribu ekor babi dan secara bertahap akan difasilitasi lagi dari Kementerian.
“Disinfektan sudah ditebar pagi ini semua, di 7 titik di empat Kabupaten,” ucapnya