Dinas Peternakan Akan Semprot Disinfektan di Kandang Babi, Masih Tunggu Hasil Lab Babi Mati di Bali

Sementara menunggu hasilnya, adapun upaya-upaya yang dilakukan Dinas Pertanian antara lain akan turun ke lapangan untuk menyemprotkan disinfektan

Penulis: Wema Satya Dinata | Editor: Irma Budiarti
Tribun Bali/Wema Satyadinata
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali Ida Bagus Wisnuardhana. Dinas Peternakan Akan Semprot Disinfektan di Kandang Babi, Masih Tunggu Hasil Lab Babi Mati di Bali 

Dinas Peternakan Akan Semprot Disinfektan di Kandang Babi, Masih Tunggu Hasil Lab Babi Mati di Bali

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Peternak babi di Bali digegerkan matinya ratusan babi akibat penyakit misterius belakangan ini.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali Ida Bagus Wisnuardhana, mengatakan kematian ternak babi sudah diidentifikasi berada di tiga lokasi, yaitu pertama di Pesanggaran, Kota Denpasar.

Kedua di Abiansemal dan Mengwi, Kabupaten Badung.

Ketiga di Jegu, Kabupaten Tabanan.

Namun, lanjut dia, saat ini kematian babi sudah berkembang di kabupaten lainnya.

Berdasarkan laporan, total babi yang sudah mati mencapai 600 sampai 700 ekor.

 Sekarang tim terus turun ke lapangan untuk mengeceknya.

“Kami  sudah mengambil sampel darah, sampel daging dan fesesnya, kemudian dikirim. Karena yang berhak mengambil dan mengirim sampel ini adalah Balai Besar Veteriner (BBVet) Denpasar,” kata Wisnuardhana saat ditemui setelah rapat di Jayasabha, Rumah Jabatan Gubernur Bali, Denpasar, Bali, Rabu (29/1/2020).

29 Ekor Babi Mati di Denpasar, Penjual Daging Babi di Pasar Badung Mengeluh Sepi

Hasil Lab Babi Mati di Badung Belum Diketahui, Kadis Pertanian Minta Peternak Terapkan Bio Sekuriti

Sampel tersebut kemudian dikirim ke Balai Besar Veteriner Medan.

Setelah dari Medan, hasilnya dibawa lagi ke Jakarta, sehingga memerlukan waktu yang lama untuk mengidentifikasi apakah kematian babi-babi ini benar disebabkan oleh penyakit African Swine Fever (ASF) atau demam babi, yang sedang mewabah di berbagai negara.

Sementara menunggu hasilnya, adapun upaya-upaya yang dilakukan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, antara lain akan turun ke lapangan untuk menyemprotkan disinfektan sebagai langkah antisipasi penyebaran virus.

“Kalau hasilnya memang benar demam babi, obatnya memang belum ada, kecuali pencegahan dengan membersihkan kandang dengan disinfektan karena penyakit ini disebabkan oleh virus,” ujarnya.

Selain itu, langkah lainnya adalah memberikan edukasi kepada para peternak oleh tim yang terdiri dari Dinas Peternakan, Universitas Udayana dan gabungan pengusaha babi.

Di sisi lain, pihaknya mengingatkan kepada para peternak agar dalam memberikan pakan harus berhati-hati, karena penyakit ternak selalu diawali melalui makanan, terutama makanan sisa dari restoran, hotel, catering yang tidak dimasak dengan bagus.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved