Peternak Babi Di Denpasar Turunkan Harga Sejak Ada Isu Babi Afrika, per Kilo Hanya Rp 23 Ribu
Fenomena ribuan babi mati di Bali ternyata membuat harga babi di Denpasar anjlok.
Penulis: I Wayan Erwin Widyaswara | Editor: Eviera Paramita Sandi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Fenomena ribuan babi mati di Bali ternyata membuat harga babi di Denpasar anjlok.
Hal ini diungkapkan oleh salah satu penjual dan peternak babi di Renon, Denpasar, Made Raun, Senin (3/1/2020).
Raun mengakui bahwa sejak beberapa minggu terakhir harga babi di Bali termasuk di Denpasar turun dari sebelumnya Rp 35 per kilogram, sekarang menjadi Rp 23 ribu per kilogram.
Padahal sebelum ada isu virus flu babi Afrika, menjelang hari besar seperti Galungan, harga daging babi per kilogram bisa mencapai Rp 50 ribu sampai Rp 65 Ribu.
"Itu kalau saya ngambil di tempat lain harganya sekarang Rp 23 ribu per kilogram, sebelumnya Rp 35 ribu per kilogram. Saya jualnya Rp 24, sampai Rp 25 ribu per kilogram," kata Raun.
• Terkait Ratusan Babi Mati Mendadak, Keswan Kesmavet Jembrana Gelar Sosialisasi
• Peternak Panik Ada 888 Ekor Babi Mati, Pemprov Bali Gelar Acara Makan Babi Bersama
Babi yang dijualnya bergantung besar kecil dan berat babi tersebut.
Ada yang harganya Rp 1,4 juta per ekor, Rp 1,5 juta, sampai Rp 2 juta per ekor.
Raun mengungkap fakta mengejutkan dalam bisnis jual beli babi.
Ternyata ada pengusaha atau peternak babi yang menjual babi sakit atau mati dengan harga yang jauh lebih murah.
"Kalau babi sakit, ada juga yang jual, kalau mau beli harganya Rp 500 ribu," ungkap Raun.
Ia tak mau menyebut peternak atau pengusaha babi mana yang menjual babi sakit atau mati tersebut.
"Lebih baik saya kubur saja kalau sudah mati. Saya enggak mau jual barang murah-murah walaupun dapat untung banyak saya enggak mau," ujar Raun
Meski saat ini harga daging babi anjlok, tapi Raun tetap optimistis beberapa bulan kedepan harga babi di Bali pasti akan kembali normal.
"Perkiraan saya beberapa bulan lagi naik double harga babinya. Sekarang karena dimana-mana harganya turun, ya mau gak mau kami turunkan juga harganya," kata dia.
Sebelumnya diberitakan, jumlah kematian babi mendadak di Bali akibat penyakit menular pada babi yang disebabkan oleh virus terus bertambah. K