Sponsored Content
Hadiri Pecaruan di Desa Adat Carangsari, Wabup Badung Ajak Masyarakat Untuk Ikut “Ngrastiti Jagat”
Hadiri Pemelaspasan Pelinggih Pura Puseh dan Pura Desa Desa Adat Carangsari, Wabup Suiasa Ajak Masyarakat Untuk Ikut “Ngrastiti Jagat”
Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Wakil Bupati Badung I Ketut Suiasa menghadiri acara Pecaruan dan Pemelaspas di Pura Puseh dan Pura Desa, Desa Adat Carangsari, Senin ( 3/2/2020).
Pada kesempatan itu Wabup Suiasa juga meminta kepada semua masyarakat agar ikut Ngrastitiang Jagat.
Selain Wabup Suiasa turut hadir pada kesempatan itu Pengglinsir Puri Carangsari, Anggota DPRD Badung I Gusti Ayu Agung Inda Trimafo Yudha, Camat Petang I Wayan Darma, Pj. Perbekel Desa Carangsari serta tokoh dan masyarakat setempat.
Bendesa Adat Carangsari, AA Ngurah Arta dalam kesempatan itu menyampaikan terima kasih atas kehadiran Wakil Bupati Badung untuk menyaksikan upacara pecaruan dan pemelaspasan pelinggih yang telah rampung dibangun di Pura Puseh dan Pura Desa Desa Adat Carangsari.
• Valentino Rossi dan Maverick Vinales Berikan Semangat, Pengukuhan Tim Yamaha Racing Indonesia
• Nilai Ekspor Bali ke China 36 Juta Dolar AS, Komoditi Terbanyak Adalah Manggis
• Shin Tae-yong Panggil 34 Pemain untuk TC Timnas Senior
Menurutnya ada sembilan bangunan yang diperbaiki meliputi tembong penyengker, apit surang, bale kukul, aling- aling, bale pesantian, bale lantang, perantenan/dapur, Pelinggih Pelik, Pelinggih Prasasti di Pura Puseh dan Pura Desa.
“Itu semua (pelinggih –red) dibantu dari hibah Bupati Badung tahun 2019 sebesar Rp 2 miliar. Sekali lagi kami ucapkan terima kasih mewakili masyarakat Desa Adat Carangsari kepada Bupati Badung serta jajaran Pemerintah Kabupaten Badung karena sudah memberi bantuan untuk kelancaran pembangunan perbaikan Pura Puseh dan Pura Desa Desa Adat Carangsari,” ujarnya.
Sementara itu Wabup Suiasa memberikan apresiasi atas pelaksanaan upacara mecaru dan melaspas Pura Puseh dan Pura Desa Desa Adat Carangsari.
Melaspas itu kata Suiasa adalah upacara penyucian bangunan yang telah selesai di bangun.
“Melaspas dalam bahasa Bali memiliki arti Mlas artinya pisah dan Pas artinya cocok. Penjabaran arti melaspas yaitu sebuah bangunan dibuat terdiri dari unsur yang berbeda ada kayu ada pula tanah (bata) dan batu, kemudian disatukan terbentuklah bangunan yang layak (cocok),” jelas Wabup Suiasa.
Lebih lanjut dikatakan, upacara melaspas bertujuan untuk membersihkan dan menyucikan benda ataupun bangunan baru secara niskala sebelum digunakan atau ditempati.
Upacara melaspas juga dilakukan dengan tujuan agar terciptanya ketenangan dan kedamaian bagi anggota keluarga yang tinggal di rumah tersebut sehingga terhindar dari hal-hal yang tidak diiginkan.
“Dalam menggelar upacara yadnya, hendaknya masyarakat ikut ngrastitiyang jagat, supaya alam semesta beserta isinya memperoleh keselamatan kedamaian dan keharmonisan,” imbuhnya. (*)