Kronologi Perempuan Asal Indonesia Positif Tertular Virus Corona di Singapura, Begini Awal Mulanya

Singapura mencatat kasus penularan lokal Novel Coronavirus pertama di negaranya, Selasa (4/2). Satu di antaranya terjadi pada seorang tenaga kerja

Editor: Ady Sucipto
Dok Humas Bandara I Gusti Ngurah Rai
Petugas operasional Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai mengenakan alat pelindung diri (APD) sejak Selasa (4/2/2020) lalu. APD ini mulai dari kacamata, masker N95, sarung tangan hingga cairan pembersih tangan. 

Kasus ke-22 dan ke-23 terjadi pada warga Singapura yang dievakuasi dari Wuhan pada 30 Januari. Mereka tidak menunjukkan gejala ketika dievakuasi dan dikarantina saat mendarat di Singapura.

Dua kasus ini terbukti positif pada Senin (3/2), meski mereka belum menunjukkan gejala. Saat ini mereka diisolasi di NCID.

Kasus ke-24 terjadi pada perempuan warga negara Singapura berusia 32 tahun. Dia tidak memiliki riwayat bepergian ke China.

Namun demikian, dia adalah pemandu wisata yang membawa kelompok wisatawan ke Yong Thai Hang, tempat kasus ke-19 dan ke-20 bekerja.

Kelompok wisatawan itu saat ini telah kembali ke China.

Secara keseluruhan kini terdapat 24 kasus Novel Coronavirus yang terkonfirmasi di Singapura.

Empat dari enam kasus terbaru adalah kasus penularan lokal terbatas menurut Kementerian Kesehatan Singapura.

"Tidak ada bukti penularan yang meluas. Mungkin saja ada kasus yang lebih meluas, meskipun kami telah melakukan upaya yang terbaik," ujar Menteri Kesehatan Singapura Gan Kim Yong seperti dikutip dari Strait Times, Selasa (4/2).

Dapat Kartu Sim Baru

Warga negara Indonesia (WNI) yang menjalani karantina di Natuna, Kepulauan Riau kini bisa berkomunikasi dengan mudah.

Mereka telah mendapatkan kartu SIM baru.

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menyampaikan hal tersebut di Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Jakarta, Selasa (4/2).

Terawan menuturkan WNI yang berada di Hanggar Landasan Udara Raden Sadjad, Ranai, Natuna telah mendapatkan telepon genggam dan kartu SIM baru pada Senin (3/2) malam.

"Supaya tidak boros karena menggunakan SIM card sana (China, red). Nanti boros kalau dipakai di Indonesia. Mereka sudah bisa upload sendiri kegiatannya," ujar Terawan.

Terawan mengatakan pemerintah Indonesia tidak membatasi komunikasi WNI yang sedang menjalani observasi.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved