Kronologi Perempuan Asal Indonesia Positif Tertular Virus Corona di Singapura, Begini Awal Mulanya

Singapura mencatat kasus penularan lokal Novel Coronavirus pertama di negaranya, Selasa (4/2). Satu di antaranya terjadi pada seorang tenaga kerja

Editor: Ady Sucipto
Dok Humas Bandara I Gusti Ngurah Rai
Petugas operasional Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai mengenakan alat pelindung diri (APD) sejak Selasa (4/2/2020) lalu. APD ini mulai dari kacamata, masker N95, sarung tangan hingga cairan pembersih tangan. 

Mereka bisa berkomunikasi dengan siapapun yang berada di luar tempat observasi.

Terawan bahkan mempersilakan wartawan berkomunikasi dengan mereka melalui sambungan telepon.

"Tidak ada yang kita batasi untuk berkomunikasi. Artinya, begitu terbukanya kita dalam mengelola semua ini. Tidak ada yang disembunyikan," kata Terawan.

Hal ini dibenarkan Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I (Pangkogabwilhan I) Laksamana Madya TNI Yudo Margono saat menggelar konferensi pers di Natuna, Selasa (4/2).  "‎Per hari ini, alat komunikasi mereka sudah bisa hidup," ujar Yudo.

Dia mengungkapkan dalam beberapa hari ini WNI  itu tidak bisa dihubungi semata-mata karena mereka masih menggunakan kartu SIM dari China.

Yudo menambahkan, selama di karantina 238 WNI tersebut menjalani pola hidup sehat.

"‎Untuk yang Muslim bangun subuh. Lalu jam 6 bebas melakukan pemanasan. Biasanya senam bersama," ujar Yudo.

Setelah itu mereka mandi, sarapan, lalu mengikuti kegiatan santai dan didampingi oleh pendamping. Pada siang hari mereka makan siang lalu beristirahat. 

Mereka juga olahraga olahraga pada sore hari. Mulai dari catur, sepak bola, bulu tangkis, tenis meja atau sekadar bercengkerama.

"Setelah itu mandi, magrib, makam makam. Jam 10 mereka harus istirahat," kata Yudo.

Soal makanan, Yudo mengatakan pihaknya menyediakan makanan sehat dan bergizi. "Mereka diberi makanan yang gizinya tinggi, bahkan lebih karena makanan yang diberikan adalah makanan standar TNI," ujar Yudo.

Proses observasi WNI ini dilakukan sesuai standar dari WHO. Setiap hari petugas memeriksa suhu tubuh mereka menggunakan alat khusus.

Hal ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Masyarakat Kementerian Kesehatan Anung Sugihantono di Natuna.

"Observasi kesehatan yang kami lakukan sesuai dengan WHO. Kami cek suhu saudara-saudara kita yang diobservasi di ring satu," kata Anung, Selasa (4/2).

Selain memeriksa suhu tubuh, petugas juga selalu bertanya apakah ada keluhan fisik yang mereka rasakan.

Anung menegaskan semua orang yang berada di tempat observasi ini, termasuk WNI yang dievakuasi dari Wuhan, China dalam keadaan sehat. (tribun network/git/the/deo)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved