Virus ASF di Bali
Pemprov Bali Umumkan Babi Mati di Bali Positif ASF, Tapi Ternyata Belum Terima Hasil Lab dari Medan
Namun meski telah mengumumkan adanya ASF, Pemprov Bali ternyata belum menerima hasil lab babi mati dari Balai Besar Veteriner Medan
Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Irma Budiarti
Pemprov Bali Umumkan Babi Mati di Bali Positif ASF, Tapi Ternyata Belum Terima Hasil Lab dari Medan
Laporan Wartawan Tribun Bali, I Wayan Sui Suadnyana
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali telah mengumumkan bahwa kasus kematian ratusan babi di beberapa wilayah adalah akibat virus African Swine Fever (ASF) atau demam babi afrika.
Menjangkitnya virus ASF pada babi di Bali ini diakui oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bali Dewa Made Indra dan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali Ida Bagus Wisnuardhana.
Namun meski telah mengumumkan adanya ASF, Pemprov Bali ternyata belum menerima hasil laboratorium dari Balai Besar Veteriner Medan.
“Begini, jadi mohon maaf ini, saya luruskan ya, sampai saat ini kami belum menerima hasil lab dari Medan. Mungkin maksud Pak Kadis hasil pengujian dari BBVet belum bisa dikonfirmasi hingga ke Medan. Kemungkinan diduga ASF gitu,” kata Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali I Ketut Gede Nata Kesuma.
• Positif Wabah Flu Babi di Bali, Ini Langkah dan yang Harus Dilakukan Peternak
• Fakta Baru Flu Babi Afrika Mewabah di Bali, Benarkah Tak Berbahaya pada Manusia
Hal itu ia katakan saat dihubungi Tribun Bali melalui sambungan telepon, Rabu (5/2/2020).
Nata Kesuma mengatakan, jika seandainya hasil lab itu sudah keluar dan diterima Pemprov Bali, maka gubernur yang akan mengembalikannya ke Kementerian Pertanian (Kementan) RI.
Menurutnya, Kementan lah seharusnya yang mempunyai kewenangan mengumumkan terjadinya kasus ASF, bukan pemerintah daerah.
“Sebenarnya, pernyataan atau pengakuan itu kan kewenangan menteri. Jadi kan belum ada dokumen yang dipakai rujukan untuk menetapkan oleh menteri,” kata dia.
• Negatif Flu Babi Afrika, Kadis Badung Ungkap Kematian Ratusan Babi di Wilayahnya
• Babi Mati Mendadak di Bali Positif ASF, Peternak Tabanan Minta Pemerintah Ambil Langkah Nyata
Lalu mengapa bisa Sekda dan Kadis mengumumkan status ASF ini?
Nata Kesuma malah mengira Sekda serta Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan salah menanggapi pertanyaan para wartawan.
Di samping itu, pihaknya juga menegaskan, sebelumnya dinas yang mengurusi peternakan di Badung sempat mengabarkan bahwa kematian babi di wilayahnya negatif dari ASF.
“Pak Kadis Badung tadi sms tiang. Memang di Badung negatif itu,” jelasnya.
Mengenai kebimbangan ini, pihaknya meminta awak media menanyakan pada Kementan RI pada acara makan daging babi bersama pada 7 Februari 2020 nanti.
Dirinya mengaku sampai saat ini tidak berani memastikan apakah babi di Bali positif ASF atau tidak.
“Apalagi tiang. Tiang kan kapasitasnya kan tidak. Pak Kadis tidak punya kapasitas untuk mengumumkan. Karena menteri nika yang punya,” tuturnya.
(*)