Sekda Gianyar Desak Hasil Lab Babi, Jumah Babi Mati di Gianyar Bertambah
Sekda Gianyar Desak Hasil Lab Babi, Jumah Babi Mati di Gianyar Bertambah
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR – Sekda Gianyar, Made Gede Wisnu Wijaya telah meminta Dinas Pertanian dan Peternakan (Distan) Gianyar, untuk terus mejalin komunikasi lisan dengan Balai Besar Veteriner Denpasar, terkait hasil uji sampel babi yang mati misterius di Kabupaten Gianyar, Bali.
Hal itu dilakukan agar pihaknya bisa cepat mengambil tindakan, untuk mengantisipasi kematian babi yang terus berlanjut.
Informasi yang dihimpun Tribun-Bali.com, Selasa (4/2/2020), para peternak babi di Kabupaten Gianyar semakin resah, lantaran jumlah babi yang mati terus bertambah.
Bahkan selain 36 ekor babi mati misterius di Banjar Abasan, Desa Singapadu, Sukawati, kematian babi misterius juga telah menyebar ke sejumlah desa di Gianyar.
• Belum Nikmati Hasil Curian, Dua Maling Batang Emas Ini Diringkus di Gianyar
• Setelah Memeriksa Semua Pelapor dan Bukti-Bukti, Polda Bali Pastikan Bakal Panggil AWK
• Terkini Soal Klaim Raja Majapahit Bali, KRB Bawa Bukti Baru Soal Silsilah Keluarga & Riwayat AWK Ini
Seperti di Desa Ketedewata dan Desa Sayan Ubud.
Permasalahan belum jelasnya penyebab kematian babi ini, menyebabkan para peternak frustrasi.
Terlebih lagi saat ini mendekati Hari Raya Galungan, dimana kebutuhan daging babi masyarakat di Bali sangat besar.
Sebab daging babi merupakan salah-satu piranti utama Galungan.
Kabid Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Distanak Gianyar, Made Santiarka membenarkan jumlah kematian hewan secara misterius mengalami penambahan, dan menyebar ke sejumlah desa di Kabupaten Gianyar.
“Total kematian babi secara misterius, saat ini sudah menyentuh ke angka 79 ekor,” ujarnya.
Terkait apakah pihaknya akan melakukan upaya pemberian disinfektan pada kandang babi di Kabupaten Gianyar, Santiarka mengatakan hal tersebut belum bisa dilakukan.
Sebab stok yang dimiliki relatif sedikit.
Pihaknya masih menunggu pembagian cairan disinfektan dari Pemprov Bali.
Terkait volume yang dibutuhkan, Santiarka mengatakan sebanyak-banyaknya.
Sebab cairan pencegah penyebaran penyakit itu tidak hanya diberikan pada peternak besar, tetapi juga peternak-peternak kecil di Gianyar.