Bali Sedang Diterpa Kasus Babi Mati Mendadak, Kini Muncul Kasus Bangkai Babi di Penatih Denpasar

Bali Sedang Diterpa Kasus Babi Mati Mendadak, Kini Muncul Kasus Bangkai Babi di Penatih Denpasar

Penulis: I Wayan Erwin Widyaswara | Editor: Aloisius H Manggol
ISTIMEWA
Ilustrasi- Bangkai babi ditemukan di Sungai Bedera, Medan Marelan, Sumut, Selasa (5/11/2019) siang. Diperkirakan sudah ratusan bangkai babi mengapung dan membuat masyarakat terganggu dengan bau yang menyengat. 

Wayan Eka menceritakan bahwa sebelumnya temannya sudah sempat mengangkut bangkai  babi di areal villa tempatnya bekerja.

Bahkan, selain itu, sejak tanggal 30 Januari kemarin, ia dan owner villa tersebut sudah sering mencium bau busuk melintas di sungai tersebut. 

"Babi yang besar-besar dibuang begitu saja ke sungai. Terus ada juga babi yang kecil-kecil dibungkus pakai karung. Baunya busuk, sempat diangkut juga oleh teman saya," ungkap Eka

Dia berharap warga atau peternak babi tidak lagi membuang babi yang mati ke sungai.

"Saya khawatir kalau tidak ditegur malah makin banyak yang buang ke sungai," ujar karyawan di Villa Alam Sari itu

Sosialisasi

Setelah dipastikan kasus babi mendadak karena virus African Swine Fever (ASF), atau demam babi Afrika, Pemprov Bali langsung mengambil langkah cepat.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali Ida Bagus Wisnuwardhana mengaku langsung membentuk tim untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat.

Sosialisasi bukan hanya dilakukan di daerah-daerah terjangkit, tetapi di semua wilayah supaya wabah tidak meluas.

Dirinya mengaku juga akan melakukan vaksinasi pada ternak secara teratur sesuai rekomendasi kesehatan hewan, serta akan terus mengimbau kepada masyarakat untuk menjaga agar babi yang pelihara tetap sehat, dengan cara memberikan pakan yang nyaman dalam kandang yang bersih, kering dan hangat.

"Kami akan terus mengimbau masyarakat untuk mencegah kontak langsung antara babi sehat dengan babi yang sakit," tuturnya.

Selain itu, ia juga mengimbau peternak tidak memanfaatkan makanan sisa restoran, dari penerbangan atau pelayaran untuk pakan babi.

Hal ini, menurutnya, menjadi hal yang sangat penting dalam upaya pencegahan.

Wisnuwardhana juga meminta kepada peternak untuk menjaga sanitasi kandang dan lingkungannya supaya tidak menjadi sarang caplak, serta membersihkan kandang babi secara teratur dengan desinfektan atau kaporit.

Baginya hal itu merupakan salah satu bahan efektif dan murah untuk membasmi virus ASF.

Peternak juga harus menertibkan orang yang tidak berkepentingan untuk tidak masuk dan keluar area kandang babi, misalnya dengan cara menempelkan tulisan berupa tanda larangan.

"Pembeli babi tidak perlu masuk ke kandang dan kendaraan pengangkut babi harus disemprot dengan desinfektan sebelum memasuki halaman kandang," kata dia.(*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved