Daripada Buat Mejejaitan, Pengemis asal Karangasem Bali Ini Akui Per Hari Raup Rp 500 Ribu
Sebanyak 40 gelandangan dan pengemis (Gepeng) terjaring operasi Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) serta Dinas Sosial (Dinsos) menjelang Hari Raya
Penulis: Saiful Rohim | Editor: Ady Sucipto
Biasanya Gepeng tidak menghiraukan petugas, dan tetap meng-Gepeng sekitar objek wisata.
"Menurut pengakuannya, mereka meng-Gepeng karena penghasilan per hari tinggi.
Bisa mencapai 300 - 500 ribu per hari daripada buat mejejaitan.
Selain itu, karena ada tekanan dari suami untuk meng-Gepeng," ungkap Regen.
Puluhan Gepeng yang ditangkap dan dikembalikan ke rumahnya, bukan yang menerima bantuan bedah rumah dari pemerintah daerah dan usaha ekonomi produktif (UEP) Kementrian Sosial (Kemensos).
Hampir sebagian Gepeng yang terjaring berasal dari Pedahan, bukan dari Banjar Munti Gunung.
“Yang mendapat bantuan 50 bedah rumah serta UEP itu Gepeng dari Munti Gunung. Tujuan untuk tekan jumlah Gepeng.
Sekarang Gepeng di Banjar Munti Gunung mulai berkurang dan beralih.
Ada yang berwirausaha atau mengembangkan keterampilan. Seperti buat jejaitan, dodol dan dupa," imbuhnya.
Warga Karangasem yang semula meng-Gepeng diperkirakan mencapai 300 keluarga.
Sekarang berkurang diperkirakan 50 - 100 KK.
Warga yang menGepeng enggan beralih karena penghasilan per hari capai jutaan. (*)