APCAS Ke-28 Digelar di Bali, Bahas Sistem Pertanian dan Ketahanan Pangan di Kawasan Asia Pasifik
Pertemuan dua tahunan ahli statistik dan pakar pertanian ini akan meninjau dan mendukung kesiapan kawasan
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Irma Budiarti
“Kerja sama antara FAO dan pemerintah kita seperti ini, termasuk dalam sangat diperlukan untuk menghasilkan statistik pertanian berkualitas yang akurat, tepat waktu, dan relevan untuk menyediakan pencapaian indikator SDGs,” jelas Kepala BPS Suhariyanto, Senin (10/2/2020).
Ia menambahkan, pertemuan ini menjadi pertukaran pengetahuan dan pengalaman terbaik, pertemuan APCAS seperti ini adalah suatu cara meningkatkan, memperbalki, dan mempercepat perkembangan statistik pertanian untuk memonitor pencapaian SDGs di wilayah Asia Pasifik.
"Agenda SDGs 2030 mengidentifikasi 17 tujuan, 169 target, dan 232 indikator untuk memantau kemajuan. lni adalah tugas yang sangat besar bagi para ahli statistik nasional dan waktunya berlanjut hingga 2030,” imbuh Stephen Rudgard selaku Perwakilan FAO untuk Indonesia.
Menurutnya, dengan waktu kurang dari 15 tahun lagi dan hampir setengah miliar orang kelaparan masih berjuang untuk bertahan hidup di wilayah ini.
"Kami harus memperkuat kemitraan di antara pemerintah, organisasi internasional, dan sektor swasta untuk memenuhi kebutuhan data ini. FAO siap mendukung upaya Nasion melalui program bantuan teknis,” tambahnya.
Pertemuan APCAS menyediakan wadah bagi negara-negara Asia Pasifik untuk secara Iangsung terlibat dalam memusatkan perhatian pada tantangan unik dalam mengembangkan statistik pertanian.
Seperti keterpencilan geografis, mengubah pola tanam dan pemeliharaan ternak karena perubahan iklim, penyakit lintas batas, dan infrastruktur statistik terbatas dan sumber daya.
(*)