3 Warga Bali Dipulangkan dari Natuna Besok, Setelah 14 Hari Jalani Observasi Virus Corona
Ternyata, dari 238 WNI yang diobservasi tersebut terdapat tiga orang yang berasal dari Bali.
Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Ady Sucipto
3 Warga Bali Dipulangkan dari Natuna Besok, Setelah 14 Hari Jalani Observasi Virus Corona
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Sebanyak 238 Warga Negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Kota Wuhan, China, dan menjalani observasi di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, rencananya dipulangkan ke masing-masing daerah asalnya, Sabtu (15/2) besok.
Ternyata, dari 238 WNI yang diobservasi tersebut terdapat tiga orang yang berasal dari Bali.
Saat dikonfirmasi Tribun Bali, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali Ketut Suarjaya membenarkan ada tiga warga Bali akan dipulangkan dari Natuna besok.
Ketiganya sudah menjalani observasi selama 14 hari sejak dievakuasi dari Wuhan pada 2 Februari lalu.
“Ya informasinya ada tiga warga Bali,” kata Suarjaya saat ditemui di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Kamis (13/2).
Namun Suarjaya mengaku hanya diberi informasi mereka dari Bali dan belum mengetahui dari daerah mana mereka berasal.
Dipastikan olehnya, ketiga warga Bali tersebut akan dipulangkan sampai ke rumahnya oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI.
Suarjaya menambahkan, Pemprov Bali belum ada rencana menjemput ke Bandar Udara (Bandara) Internasional I Gusti Ngurah Rai atau ikut mengantarkannya bersama Kemenkes RI ke rumah masing-masing.
“Seremonialnya tidak ada. Ya mereka dipulangkan, begitu saja. Ya sudah mereka dipulangkan karena tidak terpapar. Gitu saja kan,” tegasnya.
Suarjaya mengatakan, mengenai pemulangan ketiga warga Bali ini masyarakat tidak perlu takut karena mereka sudah sempat diobservasi.
Oleh karena itu, mereka dipastikan tidak terkena virus Corona meskipun sempat tinggal di Wuhan –yang menjadi pusat penyebarab virus Corona.
“Ya seperti orang normal biasalah, karena sudah melewati masa inkubasi berarti dia sudah benar-benar bebas,” tambahnya.
Suarjaya mengatakan ketiga warga Bali itu sempat tinggal di Wuhan dengan status sebagai mahasiswa.
Ia belum bisa memastikan seperti apa nanti kelanjutan kuliah dari ketiga warga Bali tersebut.
Tak Terlupakan
Selain 238 WNI yang dievakuasi dari Wuhan, ada juga 47 orang lainnya yang mengikuti masa observasi di hanggar Pangkalan TNI AU Raden Sadjad, Natuna.
Dari 47 itu terdiri dari 5 orang tim aju (advance) dan 42 orang yang tergabung dalam tim penjemput evakuasi. Total diobservasi 285 orang.
Salah satu cabin crew dari maskapai Batik Air yang ditunjuk pemerintah untuk melakukan penjemputan 238 WNI ke Wuhan, mengaku mendapat pengalaman tak terlupakan selama menjalani observasi di Natuna.
“Selama di Natuna saya dan crew menjadi lebih akrab satu sama lain, bersama tim dari TNI juga yang mau berbaur bersama kami dan peduli dengan kami.
Menjadi satu keluarga besar yang menjalani masa observasi dan mengikuti banyak kegiatan pastinya tidak akan dilupakan,” tutur pramugari yang minta namanya tak ditulis ini saat dihubungi Tribun Bali, Kamis (13/2).
Kesehariannya selama masa observasi diisi dengan berbagai kegiatan mulai dari olahraga pagi, games, atau permainan yang pada umumnya ada pada out bond, pertandingan bulutangkis, bahkan crew pun sempat membuat video tiktok yang ramai dibuat netizen media sosial.
Namun demikian diakui, awal-awal masa observasi ini tidak mudah baginya yang tidak diperbolehkan keluar dari area Pangkalan TNI AU Raden Sadjad.
“Awalnya memang terasa sulit karena tidak boleh keluar dari area ini, tapi setelah dijalani semuanya berlalu dengan lancar,” tuturnya.
Berada jauh dengan keluarga, sahabat, dan teman-teman selama observasi ternyata membuat hampir seluruhnya rindu bisa segera berkumpul bersama keluarga dan kerabat.
Selama ini, kerinduan itu hanya terobati dengan berkomunikasi menggunakan ponselnya masing-masing.
“Kalau kangen pasti iya, tapi karena dari awal saya kerjanya sudah merantau jadi terbiasa, apalagi sekarang gampang tinggal telepon atau video call sama keluarga.
Kebetulan juga saya ambil cuti tahunan saat Nyepi nanti, jadi bisa berkumpul dengan keluarga,” imbuhnya.
Crew Batik Air ini pun bersyukur observasi berjalan lancar dan semuanya, WNI dan kru, dalam keadaan sehat dan bisa kembali ke daerah masing-masing.
“Semua koordinasi berjalan baik dan lancar antar sesama tim. Penumpang yang kami bawa semuanya dalam keadaan sehat, tapi sesuai prosedur tetap harus dilakukan tahapan atas arahan pemerintah,” katanya.
Skema Pemulangan
Pemerintah telah menyiapkan mekanisme pemulangan 238 WNI dan 47 kru ini ke kampung halaman masing-masing. Persiapan sudah dilakukan dengan matang.
"Untuk pemulangan ratusan WNI dari Hanggar Lanud Natuna telah siap dan sudah kita matangkan. Mereka akan kita terbangkan pada hari Sabtu 15/2, besok," kata Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan, Achmad Yurianto, saat jumpa pers di Posko Kogasgabpad Operasi Kemanusiaan, Lanud Raden Sajad, Ranai, Natunaa, Kamis (13/2).
“Dalam jadwal Sabtu besok, pagi sekira pukul 07.00 WIB mereka kita lakukan pemeriksaan, kemudian lanjut acara pelepasan dengan prosesi adat kebudayaan Natuna.
Seusai itu makan siang, baru mereka kita terbangkan menuju bandara udara Halim Perdana Kusuma, Jakarta,” tambah Yuri seperti dikutip Tribun Batam.
Mereka akan diterbangkan menggunakan pesawat Boeing 737 dan Hercules.
"Pesawatnya sama dengan penjemputan kemarin, hanya saja treknya kali ini beda dari Natuna ke Jakarta.
Nanti saat mereka terbang pemulangan menuju Jakarta, Menteri Kesehatan dan Kepala BNPB akan ikut satu pesawat dengan WNI," jelasnya.
Yuri juga merincikan mekanisme penyambutan mereka di Jakarta.
Setelah sampai di Bandara Halim, mereka akan disambut langsung oleh seluruh DPR RI Komisi IX bersama pemerintah daerah masing-masing.
"Kita sudah membicarakan hal itu dengan Komisi IX, sementara untuk pemda melalui mendagri sudah mengintruksikannya," beber Yuri.
Sementara untuk teknis bagaimana para WNI sampai di kampung halaman masing-masing dan bertemu keluarganya, diserahkan ke pemda masing-masing.
Adapun crew Batik Air nantinya akan dijemput oleh manajemen perusahaannya.
Disebutkan, dari 238 WNI yang diobservasi kebanyakan mahasiswa. Mereka berasal dari berbagai daerah di Tanah Air.
"Hampir menyeluruh iya, setiap daerah ada.
Namun yang paling banyak dari Jawa Timur 68 mahasiswa, Jakarta 12 mahasiswa bahkan Papua ada 8 orang dan Papua Barat ada 6 orang serta yang lebih sedikit ada dari Lampung 1 orang. Intinya ada semua dari 30 provinsi di Indonesia," ungkapnya.
Terpisah, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo menyatakan, pemerintah melalui BNPB telah menyediakan tiket pulang untuk mereka semua.
Mereka yang hendak menginap semalam di Jakarta juga difasilitasi pemerintah untuk akomodasi dan transportasinya.
"Kemudian mereka nanti akan diatur oleh perwakilan dari tiap-tiap daerah untuk penjemputannya di Lanud Halim Perdanakusuma.
Setelah tiba, kemudian apabila nanti ada yang ingin kembali pada hari itu juga, maka pemerintah telah menyiapkan tiket pesawat," ujar Doni di Kantor Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Jakarta, Kamis (13/2). (sui/zae/tribun batam)