Masih Dilacak Perjalanan Turis China yang Positif Virus Corona & Sempat ke Bali, Begini Kata Dinkes
Setelah angkat bicara mengenai berita turis China yang sempat ke Bali dan dikabarkan positif virus Corona, Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bali
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Ady Sucipto
Masih Dilacak Perjalanan Turis China Positif Virus Corona yang Sempat ke Bali, Begini Kata Dinkes
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Setelah angkat bicara mengenai berita turis China yang sempat ke Bali dan dikabarkan positif virus Corona, Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bali langsung melakukan contact tracking dengan pihak hotel yang pernah dikunjungi oleh turis tersebut.
Contact tracking adalah pelacakan siapa saja yang pernah melakukan kontak/berhubungan dengan turis itu.
“Setelah kita lakukan contact tracking atau pelacakan ke hotel, ternyata memang benar ada nama dia (turis China) di situ,” ujar I Wayan Widya, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Sabtu (15/2), di Denpasar.
Widya menambahkan, pihaknya sudah melakukan pengecekan, dengan siapa saja WNA China tersebut melakukan kontak selama berada di Bali.
Dan ternyata semua yang pernah menjalin kontak dengan turis tersebut, kondisinya masih sehat atau tidak ada yang sakit.
“Mereka yang pernah kontak dengan turis China itu sehat-sehat saja, tidak ditemukan keluhan tentang gejala infeksi virus Corona,” kata Widya.
Widya menjelaskan, jika dilihat dari riwayat perjalanannya, kemungkinan besar turis China itu tidak terinfeksi virus Corona di Bali.
Masa inkubasi virus Corona terhitung 3-7 hari (terpanjang 14 hari), sedangkan turis China tersebut datang ke Bali pada 22 Januari dan kembali ke China pada tanggal 28 Januari.
Ia dinyatakan terinfeksi virus Corona pada tanggal 5 Februari.
Dengan melihat kronologi tersebut, ungkap Widya, saat berkunjung ke Bali dipastikan turis China tersebut dalam kondisi yang sehat.
Ia datang ke Bali bersama anak dan istrinya (3 orang).
“Apabila saat berkunjung ke Bali WNA China tersebut sakit, pasti akan ada pihak hotel yang mengkonfirmasi,” ucap Widya.
Widya juga menambahkan, pihaknya meminta hotel tempat si turis bersama keluarganya pernah menginap untuk tidak panik, dan tetap diingatkan untuk menjaga kebersihan.
Widya mengakui, petugas Dinkes Bali memang saat ini baru mengecek hotel saja.
Sedangkan untuk pengecekan perjalanan si turis selama di Bali harus berhubungan dengan agen perjalanannya.
Saat ini Dinas Kesehatan Provinsi Bali tengah mencari agen perjalanan yang dipakai oleh turis China tersebut untuk mengunjungi Bali. Masih dilakukan pelacakan rute perjalanan turis itu.
“Agak sulit untuk mendapatkan informasi, karena informasi terkait WNA China tersebut sangat sedikit,” ujar Widya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bali, Dewa Made Indra mengatakan bahwa Sabtu (15/2) kemarin masa karantina di Natuna yang dijalani dua warga Bali yang baru pulang dari China, berakhir.
Pemerintah pusat sudah berkoordinasi dengan sejumlah pemerintah daerah di Indonesia, termasuk Pemprov Bali, untuk urusan pemulangan mereka ke daerah masing-masing.
Menurut Dewa Indra, dari Natuna mereka lebih dahulu akan dibawa ke Jakarta melalui Bandara Halim Perdana Kusuma.
Dari Bandara Halim kemudian mereka difasilitasi oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Kementerian Dalam Negeri untuk dipulangkan ke daerah masing-masing.
Berdasarkan informasi yang didapatkan Tribun Bali di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai hingga Sabtu (15/2) pukul 21.45 Wita, dua warga Bali itu belum terpantau datang.
“Tidak ada penyambutan secara seremonial terhadap mereka. Mereka pulang seperti penumpang lainnya ,” jelas Dewa Indra.
Namun demikian, Dewa Indra menambahkan, pemerintah daerah akan memonitor kondisi dua warga tersebut.
Alasannya, meskipun mereka dinyatakan sehat, monitoring dilakukan untuk memastikan bahwa diterima masyarakat dengan baik dan tidak menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.
Ia mengimbau kepada seluruh warga masyarakat Bali, wisatawan, dan keluarga tidak perlu khawatir terhadap kedua orang yang sempat tinggal di wilayah Wuhan yang menjadi sumber ditemukannya virus Corona.
“Kepulangan mereka sudah melalui prosedur yang amat sangat ketat. Virus Corona ini bukan penyakit yang main-main.
Negara sangat peduli dan memberi perhatian. Kalau negara sudah menyatakan mereka aman dan sehat, maka kita harus percaya,” tegas Dewa Indra.
“Tentu Dinas Kesehatan Provinsi Bali tetap melakukan monitoring terhadap kedua warga yang pulang itu,” imbuh dia.
Sebelumnya dari informasi yang diterima secara resmi oleh Pemprov Bali, dari sekian banyak WNI yang berada di Kota Wuhan, China, dua diantaranya adalah warga Bali.
Pemprov Bali sempat mengirim utusan untuk mengikuti rapat terkait pemulangan mereka di kantor Kementerian Luar Negeri di Jakarta beberapa hari lalu.
“Semua sudah mengikuti prosedur untuk memastikan mereka tidak terjangkit virus Corona. Prosedur itu seperti melalui karantina selama 14 hari di Natuna, Provinsi Kepulauan Riau.
Dari hasil karantina itu sudah dipastikan 100 persen tidak ada yang terinfeksi virus Corona,” kata Dewa Indra.
Drop 16,25 Persen
Sejak penghentian sementara penerbangan dari Indonesia ke China daratan (mainland China) dan sebaliknya, serta penerapan penolakan WNA masuk atau transit ke Indonesia karena sebelumnya memiliki perjalanan ke China, jumlah penumpang di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai penurunan tajam dalam dua pekan terakhir.
Untuk diketahui, kebijakan itu diberlakukan pemerintah sebagai langkah antisipasi dan pencegahan masuknya virus Corona ke Indonesia.
“Periode 1 sampai 14 Februari 2020 lalu, pergerakan penumpang keseluruhan baik domestik maupun internasional mengalami penurunan 16,25 persen dibanding tahun lalu dengan periode sama.
Atau berjumlah 739.553 penumpang,” ungkap Communication and Legal Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali, Arie Ahsanurrohim, Sabtu (15/2).
Jumlah penumpang di keberangkatan internasional selama periode tersebut tercatat 205.844 orang; sedangkan kedatangan mencapai 202.681 orang.
Total keseluruhan pergerakan penumpang internasional berjumlah 408.525.
Apakah pergerakan penumpang internasional menurun ini dampak dari mewabahnya virus Corona?
Arie tidak menyangkalnya. “Pastinya ada pengaruh atau dampak dari situ juga, khususnya di terminal internasional,” imbuhnya.
Manajemen PT Angkasa Pura I (Persero) selaku pengelola Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai menerapkan kebijakan serius dalam langkah pencegahan serta antisipasi potensi penyebaran virus Corona.
Setelah menerapkan penggunaan alat pelindung diri (APD) kepada petugas operasional bandar udara, kini pengelola bandara menerapkan menyediakan hand sanitizer (cairan pembersih tangan) untuk para penumpang di bandara.(sar/wem/ian/zae)