Babi Mati di Bungkulan dan Sayan Bergelombang dalam 2 Minggu, Distan Bali Nyatakan Tak Mengarah ASF

Pengambilan sampel dan pengujian laboratorium dilakukan oleh pihak BBVet Denpasar saat ini masih menunggu hasil

Penulis: Wema Satya Dinata | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Tribun Bali/Wema Satya Dinata
Kabid Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, I Ketut Gede Nata Kesuma 

Selanjutnya, ditemukan secara umum sistem pemeliharaan babi di Desa Sayan dengan cara dikandangkan dengan vaksinasi Hog Cholera tidak menyeluruh.

Laporan kematian babi juga terjadi di beberapa peternak lain yang ada di Desa Sayan terutama di Banjar Mas atas nama I Wayan Sumarta dengan jumlah populasi 14 ekor, dan mati 1 ekor.

Babi milik Ni Wayan Suki dengan jumlah populasi 76 ekor, mati 1 ekor. Serta babi milik Nyoman Sutapa  dengan jumlah populasi 6 ekor, mati 1 ekor.

Selanjutnya peternak atas nama Wayan Kopi dengan jumlah populasi 13 ekor, mati 1 ekor induknya dengan gejala klinis dari mulut keluar darah berbau busuk.

 
Berdasarkan hasil penelusuran di lapangan, telah didiagnosa dan dianalisis epidemiologi bahwa kasus kematian babi tidak mengarah pada penyakit ASF, namun perlu pemeriksaan laboratorium.

 
Dinas Pertanian Gianyar, melalui UPTD Puskeswan I Gianyar kemudian melakukan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) dan membagikan disinfektan kepada para peternak. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved