Bantu Peternak Jelang Hari Raya, Wakil Ketua I DPRD Badung Bagikan 3 Ton Daging Babi di Penarungan

Bantu Peternak Jelang Hari Raya, Wakil Ketua I DPRD Badung Bagikan 3 Ton Daging Babi Di Penarungan

Istimewa
Masyarakat desa penarungan saat melakukan tradisi mepatung dengan daging babi yang diserahkan I Wayan Suyasa, Senin  (17/2/2020). 

TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA – Menyebarnya virus yang diduga ASF (African Swine Fever) sangat merugikan peternak babi di Badung, Bali.

Bahkan menjelang hari raya Galungan peternak babi di badung menjerit karena harga babi merosot turun.

Akan tetapi, untuk membantu para peternak babi yang masih memiliki babi, Wakil Ketua I DPRD Kabupaten Badung membeli babinya tersebut.

Babi dengan berat semuanya sekitar 3 ton itu pun dibagi-bagikan kepada masyarakat Desa Penarungan, Kecamatan Mengwi, Badung, Senin (17/2/2020).

8 Langkah yang Bisa Kamu Terapkan Jika Ingin Sukses Dalam Karir

Berawal dari Meme Jadi Kenyataan, Kini Bayar Uang SPP Bisa Pakai GoPay

4 Manfaat Garam Buat Kesehatan Mulut dan Tenggorokan, Menghalau Virus Hingga Mengurangi Infeksi

Pembagian daging babi itu pun juga untuk menyambut perayaan Hari Raya Galungan dan Kuningan di Gumi Keris.

Pembagian daging babi menjelang hari ‘Penampahan’ Galungan ini, selain sebagai bentuk syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa juga untuk melestarikan tradisi ‘mepatung’ (memotong babi secara gotong royong dan membagikan dagingnya secara merata) dan membantu para peternak babi yang tengah dilanda isu virus ASF.

“Kita berharap dengan momen Hari Raya Galungan dan Kuningan ini harga babi di Bali khususnya Badung kembali stabil, sehingga para peternak kita bisa terbantu,” ujar Wayan Suyasa.

Menurutnya pasca isu virus ASF, harga babi di Bali anjlok karena banyak babi mati mendadak.

Bahkan dengan kejadian itu membuat masyarakat takut mengkonsumsi daging babi.

Meski demikian walaupun ada isu virus ASF ia berharap pemerintah bisa dengan cepat melakukan penanggulangannya.  

Plt Ketua DPD Golkar Badung ini mengimbau masyarakat untuk tidak takut mengkonsumsi daging babi.

Pasalnya, daging babi yang dimasak secara benar dan dalam kondisi sehat sangat aman untuk dikonsumsi.

“Di Bali Hari Raya Galungan dan Kuningan tidak bisa lepas dari daging babi sebagai sarana upakara. Meski ada isu virus ASF, kami tetap potong babi. Kami mengajak masyarakat tidak takut untuk mengkonsumsinya,” jelas Suyasa.

Politisi asal Desa penarungan, Mengwi itu mengakui ada sebanyak 3 ton babi yang disumbangkan, dengan kondisi babi semua hidup dan sehat.

Bahkan ia membeli babi ke peternak dengan harga stadar sesuai imbauan pemerintah yakni Rp 26 ribu per kilogram.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved